Mandi Terlalu Malam Dipercaya Bisa Sebabkan Rematik, Sebenarnya Apa Itu Penyakit Rematik dan Apa Saja Penyebabnya?

By Tyas Wening, Rabu, 27 Mei 2020 | 18:00 WIB
Ilustrasi mandi malam hari (evgenyatamanenko/iStockphoto)

Bobo.id - Untuk menjaga tubuh tetap bersih, kita disarankan untuk mandi sebanyak dua kali, yaitu pada pagi dan sore hari.

Selain untuk membuat tubuh menjadi bersih, mandi juga membuat kita menjadi segar setelahnya.

Biasanya, kalau sudah sore, orang tua akan meminta kita untuk segera mandi, sebelum hari menjadi semakin malam.

Apakah kamu pernah mendengar mitos yang mengatakan kalau mandi terlalu malam akan membuat tubuh mengalami rematik?

Wah, mitos ini benar atau tidak, ya? Sebenarnya apa itu rematik dan apa yang menyebabkan seseorang mengalami rematik, ya?

Baca Juga: Polusi Air: Macam-Macam Polusi Air, Penyebab, dan Dampaknya

Mitos Mandi Terlalu Malam Menyebabkan Penyakit Rematik

Orang tua sering mengatakan kalau sebaiknya kita tidak mandi terlalu malam, karena bisa meningkatkan risiko terserang penyakit rematik.

Terlebih kalau kita mandi di malam hari menggunakan air dingin, nih, teman-teman.

Namun mitos bahwa mandi di malam hari bisa menyebabkan rematik tidak benar, kok.

Mengutip dari Kompas.com, menurut Handoko Kalim, seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan reumatologi, mandi di malam hari bukanlah masalah dan tidak akan menyebabkan rematik.

Apa Itu Penyakit Rematik yang Bisa Dialami oleh Tubuh?

Dalam dunia medis, penyakit rematik disebut sebagai Rheumatoid arthritis atau RA.

Penyakit atau kondisi ini bisa menyebabkan radang yang kemudian membuat adanya rasa nyeri, bengkak, serta kaku pada sendi.

Kondisi rematik akan memengaruhi lapisan pada sendi-sendi yang ada di tubuh. Selain itu, nantinya akan ada pembengkakan yang terasa sakit, yang akan menyebabkan erosi pada tulang dan kelainan bentuk pada sendi.

Biasanya, bagian tubuh yang paling sering mengalami rematik adalah tangan, kaki, pergelangan tangan, dan lutut.

Nah, karena rematik memengaruhi sendi, maka kondisi ini bisa memengaruhi kemampuan penderitanya saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menulis, memakai baju, berjalan, berjalan, atau berdiri.

Baca Juga: Makan Sambil Tiduran Bisa Menimbulkan 3 Risiko, Hentikan Kebiasaan Ini, yuk!

Kondisi Rematik Bukan Disebabkan karena Mandi Terlalu Malam

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kondisi rematik bukan disebabkan karena mandi terlalu malam, nih, teman-teman.

Kalau begitu, apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami rematik, Bo?

Kondisi rematik yang dialami seseorang ternyata terjadi karena autoimun yang dialami oleh seseorang.

Baca Juga: Punya Bintik-Bintik Freckles di Kulit Wajah Tidak Berbahaya, Cari Tahu Bagaimana Freckles Terbentuk, yuk!

Autoimun adalah kondisi atau penyakit yang disebabkan karena sistem imun menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Nah, kekeliruan pada sistem imun ini akan menyerang jaringan di sekitar sendi yang sehat.

Akibatnya, kekeliruan ini akan menyebabkan lapisan sel tipis, bernama synovium, jadi menutupi persendian sehingga menyebabkan sendi menjadi meradang dan bengkak.

Lapisan sel synovium ini juga akan melepaskan bahan kimia yang nantinya bisa merusak tulang rawan serta tulang di dalam sendi.

Kondisi ini harus mendapatkan kondisi yang tepat, teman-teman, karena kalau tidak diobati, rematik bisa menyebabkan sendi jadi kehilangan bentuk.

Baca Juga: Pelangi Ternyata Berbentuk Lingkaran Utuh, Mengapa Manusia Melihat Pelangi Berbentuk Busur?

Apakah Anak-Anak Bisa Terkena Rematik Juga?

Mungkin kita menganggap kalau rematik adalah penyakit yang hanya menyerang orang tua saja. Namun sebenarnya anak-anak juga bisa terkena rematik, nih.

Rematik pada anak-anak disebut juga sebagai Juvenile Rheumatoid Arthritis atau JRA, yang biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun.

Sama seperti rematik pada umumnya, rematik pada anak-anak akan menyebabkan gejala berupa peradangan yang tandanya berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa panas serta nyeri.

Rematik pada anak-anak atau JRA ada tiga jenis, nih, teman-teman, yaitu JRA pauciarticular, polyarticular, dan sistemik.

Baca Juga: Contoh Aktivitas yang Menggunakan Sifat Gaya Ketika Membantu Ibu di Rumah

1. JRA pauciarticular

Jenis JRA ini adalah rematik yang paling umum dialami oleh anak-anak, bahkan sekitar 50 persen anak-anak yang mengalami rematik mengalami JRA jenis ini dan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.

Biasanya, JRA jenis ini akan memengaruhi empat sendi atau kurang, yang paling serign terjadi pada lutut, siku, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan.

Anak-anak yang mengalami rematik jenis ini mengalami adanya kelainan protein di dalam darah, sehingga akan menyebabkan adanya masalah pada mata, seperti peradangan di bagian iris mata.

Baca Juga: Kurang Cairan Bisa Bikin Dehidrasi, Ini Tips Agar Tidak Dehidrasi Selama Berpuasa

2. JRA polyarticular

Berbeda dengan JRA jenis sebelumnya, JRA polyarticular memengaruhi lebih banyak sendi dan mirip dengan rematik yang terjadi pada orang tua.

JRA polyarticular biasanya akan memengaruhi lima sendi atau lebih, yang menyerang leher, lutut, pergelangan kaki, pergerlangan tangan, kaki, dan tangan.

Gejala yang dialami biasanya berupa demam ringan, penurunan berat badan, hingga anemia.

Baca Juga: Pernah Merasakan Sensasi Tersetrum saat Bersentuhan dengan Kulit Orang Lain? Ini Dia Penjelasannya

3. JRA sistemik

Biasanya, JRA sistemik punya gejala umum yang akan memengaruhi organ dalam dan beberapa bagian tubuh.

Gejala lain dari JRA sistemikadalah adanya demam yang muncul dan hilang selama beberapa minggu atau beberapa bulan.

Berbeda dengan dua jenis JRA sebelumnya, JRA sistemin akan sembuh tanpa menimbulkan efek jangka panjang.

Berbagai Pengobatan di Rumah Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Rematik

Untuk mengatasi rematik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti mengonsumsi obat atau melakukan pengobatan ke dokter, seperti operasi.

Namun ada pengobatan di rumah yang bisa dilakukan juga untuk mengatasi rematik, nih, teman-teman.

Misalnya adalah perubahan gaya hidup, seperti olahraga, beristirahat yang cukup, hingga konsumsi makanan antiperadangan.

Olahraga yang berdampak rendah akan membantu pergerakan sendi dan meningkatkan mobilitas.

Baca Juga: Manfaat Energi Matahari bagi Tumbuhan, Ternyata Tidak Hanya untuk Fotosintesis!

Selain itu, olahraga bisa membantu memperkuat otot, sehingga meringankan tekanan bagi persendian.

Untuk mengurangi rematik atau peradangan sendi, makanan antiperadangan juga bisa dikonsumsi untuk membantu mengatasi rematik.

Beberapa makanan yang membantu rematik adalah makanan dengan asam omega-3, seperti salmon, tuna, chia seeds, hingga kacang kenari.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Yuk, lihat video ini juga!