Sepucuk Surat Dalam Botol

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 12 Mei 2018 | 13:00 WIB
Ota menyerahkan surat itu kepada Luna. Luna meraih dan hendak membacanya. (Vanda Parengkuan)

“Itu suratnya!” tiba-tiba terdengar suara Ota. Kiria dan Luna menoleh. Tampak Ota sedang menarik tangan Taras. Taras meraih surat itu, membacanya dengan serius. Tiba-tiba... keningnya berkerut.

“Kenapa?” tanya Kiria.

De javu..,” gumam Taras.

“Apaan, tuh?” tanya Ota dengan bingung.

De javu itu artinya merasa pernah mengalami sebuah kejadian sebelumnya, tapi tak bisa mengingatnya dengan jelas,” jelas Luna sabar.

“Jadi Kak Taras pernah membaca surat ini sebelumnya?” tanya Ota.

“Jangan-jangan kamu kenal penulis surat ini, Ras?” tanya Kiria bersemangat. “Katamu, waktu kamu kecil kamu sangat sering main ke sini!”

Taras membenarkan letak kaca matanya. “Aku tak ingat... Hanya de javu!”

***

Luna duduk di dahan pohon teratas. Mengamati sekeliling pohon itu. “Tidak ada apa-apa di sini!” serunya ke bawah.

Di bawah, Kiria takut-takut membuka matanya. “Ya sudah! Turunlah! Ngeri sekali melihat kamu berada tinggi sekali seperti itu!”

“Kata Kak Taras, ini pohon yang paling tinggi di daerah sini… Kok, tidak ada apa-apa? Gimana sih, Kak?” protes Ota pada Taras.