Inilah Kesultanan yang Berpengaruh dalam Perkembangan Islam di Sumut

By willa widiana, Kamis, 7 Juni 2018 | 12:30 WIB
Replika Istana Kesultanan Asahan (Creative Commons - Baskoro Aji)

Sultan Asahan

Sultan Iskandar Muda kemudian menikahi anak dari Raja Pinang Awan, Siti Ungu Selendang Bulan. Raja Pinang Awan bergelar "Marhum Mangkat di Jambu".

Dari puteri Raja Pinang Awan inilah lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil. Inilah cikal bakal kesultanan Asahan.

Abdul Jalil kelak dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s/d XI.

BACA JUGA: Pahlawan Nasional: Sultan Hasanuddin

Di bawah Kesultanan Aceh

Kesultanan Asahan adalah kerajaan kecil yang menjadi bawahan Kesultanan Aceh. Karena itu secara otomatis struktur kekuasaan tertinggi berada di tangan Sultan Aceh.

Terlepas dari posisinya yang berada di bawah naungan Kesultanan Aceh, kekuasaan tertinggi Asahan berada di tangan Sultan, yang bergelar Yang Dipertuan Besar/Sri Paduka Raja.

Jabatan yang lebih rendah adalah Yang Dipertuan Muda. Untuk daerah Kawasan Batubara dan kawasan yang lebih kecil, pemerintahan dijalankan oleh para datuk.

Dikuasai Belanda

Pada tanggal 12 September 1865, Kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda.

Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler. Kekuasaan ini diperkuat dengan Gouverments Besluit atau Keputusan Gubernur bertanggal 30 September 1867, Nomor 2.