Inilah Kesultanan yang Berpengaruh dalam Perkembangan Islam di Sumut

By willa widiana, Kamis, 7 Juni 2018 | 12:30 WIB
Replika Istana Kesultanan Asahan (Creative Commons - Baskoro Aji)

Isi keputusan ini adalah tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu Onder Afdeling Batubara, Onder Afdeling Asahan, dan Onder Afdeling Labuhan Batu.

BACA JUGA: Pahlawan Nasional: Sultan Mahmud Riayat Syah

13 Sultan

Sampai sekarang Kesultanan Asahan sudah memiliki 13 orang Sultan yang berkuasa. Sultan terakhir lebih merupakan Kepala Keluarga dari kerabat kerajaan yang masih ada.

Sultan Asahan I, Sultan Abdul Jalil, adalah putera Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh yang menikah dengan Siti Ungu Putri Berinai (Siti Unai), puteri Raja Halib (al-Marhum Mankat di-Jambu), dari Pinangawan.

Kebudayaan Islam

Pengaruh kebudayaan Islam di Kesultanan Asahan sangat kuat. Karena itu kehidupan keagamaan berkembang cukup baik.

Bahkan, ada seorang ulama terkenal yang lahir dari Asahan, yaitu Syeikh Abdul Hamid. Ia lahir tahun 1880 (1298 H), dan wafat pada 18 Februari 1951 (10 Rabiul Awal 1370 H).

Datuk, nenek, dan ayahnya berasal dari Talu, Minangkabau. Syekh Abdul Hamid belajar agama di Mekkah, karena itu ia sangat disegani oleh para ulama zaman itu.

Dalam perkembangannya, murid-murid Syekh Abdul Hamid kelak mendirikan organisasi Jamiyyatul Washliyyah. Sebuah organisasi yang berbasis pada aliran sunni dan mazhab Syafi'i.

BACA JUGA: Ulugh Beg, Sultan Sekaligus Astronom

Dalam banyak hal, organisasi ini memiliki persamaan dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang didirikan oleh para ulama Minangkabau.