Bobo.id - Jepang terkenal dengan beragam kebudayaan dan juga makanannya.
Makanan yang terkenal dari Jepang adalah ramen, salah satu jenis mi yang disajikan dapat disajikan dengan kuah dan juga topping yang beragam.
Di Jepang ternyata tidak hanya ada ramen saja, nih, teman-teman.
Ada juga mi khas Jepang bernama soba yang berukuran seperti spageti dan memiliki tekstur yang lembut dan halus.
Baca Juga : Koki Mengenakan Topi Tinggi Warna Putih, Kenapa, ya? Cari Tahu, yuk!
Soba mempunyai rasa yang khas, lo, teman-teman. Selain itu juga mempunyai manfaat untuk kesehatan.
Rasanya yang unik dan bermanfaat untuk kesehatan ini karena mi soba terbuat dari tepung gandum.
Mi soba mulai dikonsumsi dalam jumlah banyak pada saat periode Edo di Jepang, yaitu sekitar abad ke-16.
Pada awalnya, soba dikonsumsi untuk melawan penyakit beri-beri, penyakit yang muncul karena kekurangan vitamin B1 atau tiamin.
Vitamin B1 dalam tubuh kita berfungsi untuk membentuk glukosa yang digunakan untuk menghasilkan energi dan menjaga fungsi tubuh.
Seorang koki Jepang, Mutsuku Soma, mengatakan beri-beri sering diderita penduduk Jepang karena mereka sangat bergantung pada nasi putih.
Padahal nasi putih rendah tiamin dan tidak bisa memenuhi kebutuhan vitamin B1 dalam tubuh, lo.
Nah, seiring berjalannya waktu, soba menjadi kegemaran penduduk Jepang pada masa Edo.
Baca Juga : Mengapa Angka 13 Dianggap Menakutkan? Cari Tahu Asal-usul Mitos Ini
Karena itulah, banyak yang kemudian membuka warung soba dan menjadikan soba menjadi bagian dari tradisi.
Orang Jepang sering memakan soba di malam tahun baru dan menyebutnya sebagai toshikoshi soba yang berarti "soba melewatkan tahun.
Dengan makan soba pada tahun baru, dipercaya bisa memberikan kesehatan dan umur panjang, lo, teman-teman.
Makan soba saat tahun baru juga dianggap bisa membawa keberuntungan, karena saat menyeruput dan mengunyah soba memunculkan suara "tsuru tsuru, kame kame".
Suara ini dianggap terdengar seperti nama burung bangau dan kura-kura yang berumur panjang.
Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menyajikan soba, yaitu zaru soba yang dihidangkan di atas zaru atau seiro yang merupakan piring persegi dari anyaman bambu.
Baca Juga : Berawal dari Dinamit, Inilah Asal Mula Penggagas Hadiah Nobel
Soba kemudian dicelupkan ke dalam saus yang disebut soba tsuyu sebelum dimakan.
Cara kedua adalah bukkae soba yaitu soba disajikan dengan kaldu hangat dan dilengkapi bermacam-macam topping seperti tempura atau daging bebek.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR