Bobo.id - Peristiwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda beberapa waktu lalu merupakan bencana alam yang tidak terduga datangnya, teman-teman.
Tahukah kamu? Bencana tsunami tidak selalu terjadi setelah adanya gempa bumi, lo.
Seperti yang terjadi di Selat Sunda, bencana tsunami bisa terjadi akibat longsor di tepian Gunung Anak Krakatau yang baru saja erupsi.
Longsoran ini masuk ke laut, teman-teman, dan menjadi salah satu pemicu tsunami.
Selain itu, cuaca di perairan Selat Sunda sedang buruk sehingga gelombang pasang memang sedang tinggi.
Baca Juga : Bagaimana Awan Lentikularis di Gunung Semeru Terbentuk?
O ya, bagaimana prosesnya erupsi gunung bisa menjadi penyebab tsunami, ya? Ayo, kita cari tahu.
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung berapi aktif, teman-teman. Sejak kemunculannya sekitar tahun 1928, gunung ini memang sudah erupsi beberapa kali.
Gunung Anak Krakatau benar-benar merupakan 'anak' dari Gunung Krakatau, lo.
Soalnya, gunung ini muncul dari bawah laut, sebagai dampak dari letusan Gunung Krakatau di tahun 1883.
Di tahun 2012, kelompok peneliti dari Indonesia dan Prancis merilis hasil penelitian tentang bencana tsunami yang mungkin terjadi dari longsoran Gunung Anak Krakatau, teman-teman.
Para peneliti menjelaskan kalau tsunami bisa dipicu oleh seluruh fenomena gunung berapi, teman-teman.
Misalnya longsoran gunung berapi yang masuk ke dalam air, ledakan kapal selam, juga bagian-bagian gunung berapi yang berjatuhan dari atas setelah erupsi.
Baca Juga : Erupsi Gunung Anak Krakatau Merupakan Tipe Strombolian, Ini 5 Tipe Erupsi Gunung Berapi
Semua benda yang masuk ke dalam air ini kemudian bergerak di bawah ombak, teman-teman.
Unit Bencana PBB UNISDR, menjelaskannya dalam sebuah infografik, nih.
What caused the latest #Indonesia #tsunami with large loss of life? Potentially it was volcanic activity of Mount Anak Krakatau located in the middle of the Sunda Strait that divides Sumatra and Java. #SendaiFramework #ResilienceForAll https://t.co/cmi1rBXecC pic.twitter.com/IJ8q0Ep78e
— UNISDR (@unisdr) December 23, 2018
Angka 1 menunjukkan puncak tertinggi dari gunung berapi.
Kemudian angka 2 adalah gunung berapi yang mulai runtuh.
Nah, angka 3 menunjukkan magma yang tidak ditutupi oleh 'atap'.
Angka 4 menunjukkan asap ledakan di sisi gunung.
Perhatikan angka 5 teman-teman, ini adalah puing-puing longsoran gunung yang bergerak dengan cepat dan masuk ke dalam laut.
Angka 6 adalah merupakan proses di mana tsunami mulai terbentuk dan menyambung pada angka 7 di mana ombak bergerak menuju tepi-tepi pantai di sekitarnya.
Begitulah bagaimana tsunami bisa terjadi akibat pengaruh aktivitas gunung berapi.
Longsoran yang terjadi dan masuk ke air dalam waktu cepat dan dalam jumlah besar mampu menggerakkan air sampai ke tempat yang berjauhan, teman-teman.
Baca Juga : Bagaimana Gunung Anak Krakatau Bisa Terbentuk? Ayo, Cari Tahu!
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Forbes |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR