Di setiap rumah di Jepang pada periode itu memiliki sebuah tempat seperti perapian berlapis batu yang menggunakan arang.
Perapian ini disebut irori dan sebenarnya berfungsi sebagai tempat kompor dan juga tempat mereka menghangatkan makanan.
Irori berbentuk seperti lubang yang rendah di tengah ruangan dan pada lubang tersebut diisi arang yang digunakan untuk memasak.
Bentuk irori kemudian berubah karena bagian atas irori ditambahkan kayu dan kemudian ditutupi selimut, yang menjadikan tempat memasak berpindah dari tempat duduk.
Baca Juga : Babad Diponegoro Menjadi Warisan Ingatan Dunia UNESCO
Irori yang berubah fungsi ini kemudian disebut sebagai horigotatsu, yang berasal dari kata "hori" yang berarti "parit", "ko" yang berarti "api", dan "tatsu". yaitu kaki lebih hangat.
Kemudian pada abad ke-17, horigotatsu diubah dengan terciptanya irori yang berbentuk cekung dan lembaran kayu akan ditempatkan di sekitarnya. Selimut juga masih digantung di bagian atas untuk menjaga panas tidak keluar dari selimut.
Kotatsu semakin mudah untuk dipindahkan setelah ditemukannya tatami, yaitu lembaran anyaman yang digunakan di rumah-rumah di Jepang.
Penduduk Jepang cukup meletakkan sebuah pot yang berisi arang di atas lembaran tatami, kemudian meletakkan meja di atas pot berisi arang tadi. Cara ini disebut dengan okigotatsu.
Source | : | matcha-jp.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR