Proses pasteurisasi yang ditemukan oleh Louis Pasteur awalnya bertujuan untuk membunuh bakteri tuberkulosis dan bakteri lainnya yang menyebabkan penyakit.
Nah, untuk melakukan proses pasteurisasi, suhu yang digunakan adalah 72 derajat Celcius yang dilakukan selama 15 detik.
Sayangnya proses pasteurisasi tidak membunuh semua bakteri yang ada dalam susu, tapi hanya membunuh bakteri yang dianggap sangat berbahaya.
Selain itu, susu yang dipanaskan dengan pasteurisasi juga tidak bisa bertahan lama jika disimpan dalam suhu ruang.
Baca Juga : 3 Tipe Orang Ini Tidak Boleh Makan Buah Durian, Apakah Kamu Termasuk?
Itulah sebabnya susu pasteurisasi harus disimpan dalam kulkas dan hanya bertahan sekitar 10 sampai 15 hari saja.
Hal ini sangat berbeda dengan susu yang diproses menggunakan cara UHT yang bsia bertahan hingga berbulan-bulan.
O iya, selain perbedaan suhu dan waktu, beberapa orang juga mengatakan kedua susu ini mempunyai perbedaan warna dan rasa, lo.
Baca Juga : Tidur Sambil Diayun Membuat Kita Tidur Lebih Cepat, Kenapa Begitu?
Susu yang dipanaskan dengan metode pasteurisasi memiliki warna yang agak kecokelatan dan terasa seperti susu yang belum diproses.
Sedangkan susu yang dipanaskan dengan metode UHT memiliki warna putih dan rasanya seperti susu yang sudah diolah atau dimasak atau memiliki rasa yang agak manis.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | BBC,newfoodmagazine.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR