Bobo.id - Pada 12 April 1961, Yuri Gagarin, seorang kosmonot asal Uni Soviet, menjadi orang pertama yang berhasil pergi ke ruang angkasa dan berada di antariksa selama satu jam 48 menit.
Sejak perjalanan Yuri Gagarin ke runag angkasa, banyak perjalanan antariksa lainnya yang dilakukan, termasuk Neil Armstrong yang berhasil menginjakkan kakinya di Bulan, teman-teman.
Nah, karena banyaknya perjalanan ruang angkasa yang dilakukan dan berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui keadaan di antariksa, maka diluncurkanlah Stasiun Antariksa Internasional atau ISS.
ISS berguna sebagai tempat tinggal astronaut selama melakukan misi di ruang angkasa, lo.
Ada beberapa negara yang sudah memiliki ISS, seperti ISS milik NASA dari Amerika, Mir 2 milik Rusia, dan Fasilitas Orbital Colombus milik Eropa.
Selain ketiga stasiun antariksa tadi, ada juga stasiun antariksa Tiangong-1 milik negara Tiongkok.
Sayangnya, Tiangong-1 sudah tidak ada mengorbit Bumi lagi, teman-teman, karena stasiun antariksa ini sudah jatuh ke Bumi pada 2018 yang lalu.
Kalau pernah ada stasiun antariksa jatuh, lalu sebenarnya bagaimana stasiun antariksa mengorbit agar tidak terjatuh ke Bumi, ya?
Mengorbit dengan Teori Isaac Newton
Mungkin di antara teman-teman sudah ada yang mengetahui mengenai teori gravitasi Isaac Newton, yaitu benda akan selalu jatuh ke bawah karena adanya gravitasi.
Ternyata teori gravitasi ini juga digunakan pada cara ISS mengorbit di Bumi yang dicontohkan dengan melemparkan bola besi.
Bola besi yang dilemparkan dengan kecepatan rendah akan lebih cepat jatuh ke tanah, sedangkan yang dilemparkan dengan cepat akan jatuh di tempat yang lebih jauh.
Nah, karena Bumi berbentuk bulat dan melengkung, jika digabungkan dengan gravitasi yang ada, maka akan menghasilkan kurva yang melengkung mengikuti lengkungan Bumi.
Stasiun antariksa yang berada di ruang angkasa dan terus bergerak pun akan mengikuti teori ini, teman-teman.
Baca Juga : Tak Hanya di Bumi, Gerhana Matahari Juga Bisa Terlihat di Mars, lo!
Gravitasi Bumi Membuat Stasiun Antariksa Tidak Jatuh
Mengorbit dapat diartikan sebagai benda ruang angkasa yang beredar mengelilingi benda langit lain yang memiliki gravitasi lebih besar.
Tidak seperti di ruang angkasa yang tidak memiliki gravitasi, Bumi memiliki gaya gravitasi yang membuat kita bisa duduk, berdiri, bahkan jatuh.
Sedangkan kita bisa melihat, nih, bagaimana para astronaut yang berada di ISS melayang-layang karena tidak adanya gravitasi.
Nah, tarikan gravitasi Bumi inilah yang menyebabkan ISS bisa mengorbit Bumi dan menciptakan fenomena seperti terjatuh tapi tidak pernah benar-benar terjatuh ke Bumi.
Selain itu, ISS tetap berada di ruang angkasa karena stasiun antariksa ini tetap bergerak dengan kecepatan yang sama terus-menerus sehingga ia tetap mengorbit Bumi.
Stasiun Antariksa Jatuh Juga Bisa Terjadi
Meskipun gerakan stasiun antariksa di atas Bumi menyebabkannya tidak jatuh, ternyata stasiun antariksa jatuh juga bisa terjadi, lo, teman-teman.
Baca Juga : Hujan Meteor Sering Terjadi, Cari Tahu Proses Terjadinya Peristiwa Langit Ini, yuk! #AkuBacaAkuTahu
Hal ini pernah terjadi pada stasiun antariksa milik Tiongkok, yaitu Tiangong-1, yang jatuh ke Bumi pada 2 April 2018 setelah berada di antariksa sejak 2011 lalu.
Sebelum jatuh ke Bumi, Tiangong-1 berhenti mengirimkan data ke Bumi dan berada dalam mode tidur sejak 2016.
Seperti yang sudah Bobo tuliskan sebelumnya, stasiun antariksa tetap berada di jalur orbitnya karena ia terus-menerus bergerak mengelilingi Bumi, teman-teman.
Nah, Tiangong-1 yang berada dalam mode tidur ini otomatis sudah kehilangan daya dorongnya yang membuat ia bisa mengorbit Bumi.
Tiangong-1 kehabisan daya karena sebenarnya stasiun antariksa ini hanya direncanakan bertugas selama dua tahun saja, lo.
Namun ternyata Tiangong-1 bisa berada di antariksa selama sekitar tujuh tahun, teman-teman.
Akhirnya setelah kehilangan dayanya, Tiangong-1 dibiarkan berada di antariksa dan jatuh ke Bumi akibat daya tarik gravitasi Bumi.
Baca Juga : Mengapa Belum Ada Astronaut yang Pergi ke Bulan Lagi Setelah 47 Tahun?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | NASA,Quora |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR