Bobo.id - Selain bisa menghilangkang rasa kantuk, tidur juga berguna untuk memulihkan kembali energi kita.
Selain itu, tidur juga berguna untuk pertumbuhan kita, lo, karena ada beberapa hormon yang justru lebih aktif diproduksi saat tidur, salah satunya hormon pertumbuhan.
Seorang dosen ilmu saraf, Matthew Walker, dan seorang mahasiswa bernama Adam Krause dari University of California, menemukan manfaat baru dari tidur, teman-teman.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan kalau ternyata tidur juga bisa meredakan nyeri atau menjadi obat pereda nyeri yang alami, lo!
Baca Juga : Kebiasaan Tidur Memeluk Guling Rupanya Bermanfaat, lo! Cari Tahu, yuk!
Tubuh Lebih Peka pada Nyeri Saat Kurang Tidur
Penelitian yang dilakukan menunjukkan kalau saat kurang tidur, tubuh ternyata lebih peka pada rasa sakit, lo.
Penyebab tubuh menjadi lebih peka terhadap rasa nyeri saat kurang tidur adalah karena respons pusat pereda nyeri pada otak menjadi lebih ditekan, teman-teman.
Ini artinya, saat kurang tidur, bagian otak yamg mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa sakit menjadi tidak responsif seperti biasanya.
Penelitian untuk Mengetahui Batas Rasa Sakit
Dalam melakukan penelitian ini, para ahli melakukan penelitian pada 24 orang peserta, nih, teman-teman.
Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui batas rasa sakit yang bisa dirasakan oleh peserta.
Untuk mengetahui batas rasa sakit, peneliti memberikan rangsangan panas pada kaki peserta yang kemudian dipindai menggunakan mesin pemindai atau MRI saat peserta sedang tidur.
Nah, hasil pemindaian tersebut memperlihatkan batas rasa sakit yang bisa dirasakan oleh peserta penelitian.
Peneliti kemudian melakukan percobaan kedua dengan memberikan rangsangan panas pada kaki peserta, tapi bedanya kali ini peserta tidak dalam keadaan tertidur.
Baca Juga : Ini Sebabnya Kita Tidak Boleh Menelan Obat Tanpa Minum Air Putih
Bagian Otak yang Berkaitan dengan Rasa Nyeri Menjadi Lebih Aktif
Hasil dari dua penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan kalau kurang tidur memang bisa menyebabkan tubuh lebih peka terhadap rasa sakit.
Penyebabnya adalah karena bagian otak yang berkaitan dengan rasa nyeri, yaitu korteks somatosensori otak menjadi lebih aktif saat kurang tidur, lo.
Selain korteks somatosensori, dalam otak juga ada nucleus accumbens, yaitu bagian otak yang melepaskan hormon bahagia dan pereda nyeri.
Nah, pada saat kurang tidur, aktivitas nucleus accumbens ini diketahui menjadi lebih rendah.
Ada juga bagian insula otak yang memilai rasa sakit serta menyiapkan reaksi tubuh terhadap rasa sakit.
Nah, lagi-lagi saat tubuh kurang tidur, bagian otak lainnya, yaitu insula menjadi kurang aktif, teman-teman.
Baca Juga : Rupanya Tabel Periodik Kimia Ada Banyak Macamnya, lo! #AkuBacaAkuTahu
Padahal, bagian ini berguna untuk memicu senyawa penghilang rasa sakit alami dalam tubuh, termasuk dopamin.
Akibatnya, kurang tidur tidak hanya menyebabkan tubuh menjadi lebih peka pada rasa sakit, lo.
Kurang tidur ternyata juga menyebabkan otak menghalangi meredakan rasa sakit atau nyeri yang dirasakan.
Tidur Bisa Menjadi Pereda Nyeri Alami
Nah, karena kurang tidur bisa menyebabkan tubuh penjadi lebih peka terhadap nyeri, ini artinya saat tubuh mendapat tidur yang cukup, maka rasa nyeri yang dirasakan bisa berkurang.
Kesimpulan ini didapatkan dari penelitian lain yang meneliti 230 orang dewasa berhubungan dengan jam tidurnya.
Selain meneliti jam tidur 230 peserta tadi, peneliti juga menghubungkannya dengan kepekaan terhadap rasa sakit yang dialami.
Hasilnya, setiap perubahan jam tidur yang dialami oleh peserta ternyata berpengaruh pada rasa sakit yang dialami keesokan harinya, nih, teman-teman.
Baca Juga : Apakah Meniup Makanan Panas Benar-benar Membuat Panasnya Berkurang?
Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa tidur bisa menjadi salah satu cara mengurangi rasa sakit yang dirasakan.
Selain itu, tidur juga bisa mengendalikan rasa sakit yang dirasakan seseorang, lo.
Inilah sebabnya saat kita sedang sakit, kita disarankan untuk tidur cukup bahkan kadang lebih banyak, serta mengurangi aktivitas.
Lihat video ini juga, yuk!
Jangan Sampai Salah, Ini Ciri Keju yang Masih Aman di Makan dan yang Harus Dihindari
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR