Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Si Topi Terbang.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Sapu Terbang Jenny
Suatu hari ada sebuah topi. Oh! Sekilas tampak seperti topi biasa, seperti beri-buribu topi lainnya. Tapi, lihatlah baik-baik! Topi itu bundar! Ya, topi bundar yang agak penyok karena sering berkelana ke mana-mana.
Topi yang suka mengembara. Topi yang gemar bertualang.
Suatu hari di musim gugur, angin bertiup kencang. Topi itu ingin pergi bertualang lagi. Seperti biasanya di pagi hari, topi itu diajak jalan-jalan pemiliknya, seorang pemuda yang baik hati. Topi itu bertengger di atas kepala pemuda itu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kisah Putri Pandan Wangi
Hembusan angin sepoi menggelitik topi itu untuk segera pergi dari kepala pemuda baik hati itu.Tiba-tiba saja angina bertiup sangat kencang! Dan, topi itu terbang! Pemuda baik hati itu cepat-cepat menangkap topinya. Namun.... o-ow, ia tersandung! Pemuda baik hati itu terjatuh. Dan, topi bundar yang agak penyok itu memulai petualangan barunya.
Topi itu mendarat di kepala anak-anak yang sedang bermain. "Topi terbang!" anakanak itu berlarian mengejar si topi. Tapi, topi itu sekarang terbang di atas kepala orangorang dewasa. Orang-orang dewasa sibuk mengurus topinya masing-masing yang tertiup angin. Si topi terbang tidak diperhatikan.
Baca Juga: Keren, Wahana Antariksa Voyager 2 Berhasil Melewati Batas Tata Surya!
Sekarang topi itu telah sampai ke atap-atap rumah, lalu ke atas gedung-gedung bertingkat. Topi itu bisa melihat jelas pemandangan seisi kota. Ia juga bisa melihat si pemuda baik hati yang masih tertelungkup jatuh. Ia sedang menggarukgaruk hidungnya yang perih. Si Topi juga bisa melihat pepohonan yang bergoyang, dan mobil-mobil yang berkeliling kota.
Angin bertiup lebih kencang lagi. Si Topi terbang lebih tinggi dan meneruskan petualangannya yang indah. Ia melihat padang rumput yang luaaas sekali, pepohonan yang menyelimuti hutan, pedesaan, lautan, dan kapal-kapal.
Baca Juga: Antara Ayam Beku dan Ayam Segar, Mana yang Lebih Baik? Cari Tahu, yuk!
Topi itu belum pernah melihat laut. Ia tidak menyangka laut itu seluas dan secantik itu. Topi itu melihat pemandangan di bawahnya yang tampak semakin kecil, serta awan-awan di atasnya yang sedang bermain lompat katak.
"Oh!" keluh topi itu, "Aku tidak akan terbang sampai ke bulan, kan?"
Tapi, angin bertiup makin kencang, dan hop! Topi itu sekarang hinggap di kepala Sang Bulan. Sang Bulan terlihat seperti gelembung besar bertahtakan sebuah topi bundar yang agak penyok. Topi itu hendak minta maaf pada Sang Bulan dan menjelaskan bahwa gara-gara si angin kencanglah ia hinggap di kepala bulan. Tapi, Sang Bulan dengan centil mengagumi pantulan dirinya yang mengenakan topi di atas lautan.
Baca Juga: Mengapa Kucing Menggoyangkan Bokong Sebelum Menyerang atau Menerkam?
Sang Bulan mendadak bersin kencang sekali, "HAAAATSYIIIII!" dan topi itu terlempar ke angkasa.
Angin tetap berhembus kencang. Topi itu menari, berputar dengan riang. Lambat laun, topi itu merasa peiqalanan yang ditempuhnya membuatnya lelah.
Hujan-turun. dan topi itu mengeluh, "Yah, hujan! Aku bahkan tak punya topi untuk menutup kepalaku!" namun Sang Hujan mendorong topi itu perlahan kembali ke bumi. Si Topi kembali melihat lautan dan kapal-kapal.
Baca Juga: Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan Akan Dipisah Tahun Depan
Lalu hutan, padang rumput yang luas dan pedesaan. Lalu kota dan gedung-gedung bertingkat.
Lalu atap-atap rumah, kepala orang-orang dewasa, kepala anak-anak yang sedang bermain. Akhirnya, topi itu kembali lagi di sisi pemuda baik hati yang sedang menggarukgaruk hidungnya yang perih.
Baca Juga: Selain Terlalu Banyak Makan, Ada 5 Penyebab Perut Terasa Begah dan Kembung Lainnya
"Ah!" sahut pemuda baik hati itu, "Hari ini hari keberuntunganku, karena aku bertemu kembali dengan topiku. Ia memang agak basah dan penyok, tapi ia tetap cantik!"
Pemuda baik hati itu meletakkan kembali topinya di atas kepalanya, dan berkata, "Angin dan hujan selalu dating dan pergi berdua, bagai sepasang sahabat sejati."
(Diterjemahkan dari Chape Vole, disadur oleh Dina Mardiana)
Baca Juga: Dikira Anjing Biasa, Ternyata Hewan Ini Adalah Spesies yang Langka!
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR