Bobo.id - Sebentar lagi kita akan merayakan malam pergantian tahun dari 2019 ke 2020, nih.
Biasanya, apa yang teman-teman lakukan untuk menyambut pergantian tahun?
Mungkin ada yang merayakan di rumah bersama keluarga dan teman-teman dengan memanggang berbagai makanan dan membunyikan terompet.
Namun, di beberapa kota, atau negara, pergantian tahun dirayakan dengan pesta kembang api.
Baca Juga: Warna Ungu Jarang Dipakai untuk Bendera Negara, Ternyata Ada Alasannya!
Semakin banyak kembang api yang meluncur ke langit, maka semakin beragam pula warna kembang api yang kita lihat.
Tidak hanya warna, kembang api juga punya jenis dan bentuk yang bermacam-macam saat meledak di langit.
Tahukah kamu? Kembang api yang saat ini menjadi tradisi saat perayaan tahun baru ternyata sudah diciptakan sejak sekitar 2.000 tahun lalu!
Tentu saja kembang api yang pertama diciptakan berbeda dengan kembang api modern saat ini. Ketahui sejarah kembang api, yuk!
Kembang Api Pertama Kali Diciptakan 2.000 Tahun Lalu
Penemuan dan pengembangan kembang api terjadi sekitar 2.000 tahun lalu di Tiongkok.
Teman-teman pasti tahu bahwa kembang api akan bersuara sangat keras saat dinyalakan dan diledakkan ke langit.
Namun, kembang api pertama yang diciptakan sangat berbeda dengan kembang api modern, nih.
Kembang api pada awal penciptaannya masih sangat sederhana dan hanya mengeluarkan bunyi 'pop' ketika dinyalakan.
Baca Juga: Tahun Ini Menjadi Acara ke-30 Kali, Ketahui Sejarah SEA Games, yuk!
Tidak hanya suaranya yang berbeda, tapi bentuk dan warna kembang api yang diledakkan juga berbeda dengan kembang api yang ada saat ini.
Berbagai bentuk, warna, hingga suara ledakan kembang api ini bisa tercipta dari campuran bahan-bahan yang digunakan.
Kembang api terbuat dari campuran berbagai bahan, seperti kalium nitrat, sulfur, dan arang.
Nah, campuran berbagai bahan ini kemudian akan menghasilkan bubuk mesiu mentah yang akhirnya dapat memicu ledakan.
Baca Juga: Ada Negara Trinidad dan Tobago, Ini Asal-usul Negara yang Punya Dua Nama
Bahan-Bahan Kembang Api Dibungkus Tunas Bambu
Agar kembang api bisa meledak, dulunya berbagai bahan penyusun kembang api akan dibungkus dengan tunas bambu.
Tunas bambu yang berisi bubuk mesiu mentah ini kemudian akan dilemparkan ke dalam api yang nantinya akan menghasilkan ledakan kencang.
Kembang api pun kemudian mengalami berbagai evolusi atau perubahan pada pembungkusnya.
Kalau awalnya bubuk mesiu dibungkus dengan tunas bambu, maka kembang api kemudian berkembang menjadi dibungkus menggunakan tabung dari kertas.
Bukan hanya mengalami evolusi pada pembungkusnya, bentuk kembang api juga mulai mengalami perubahan, nih.
Kembang api mulai punya sumbu yang terbuat dari tisu sehingga untuk menyalakannya, kembang api tidak perlu dilempar ke dalam api.
Cukup dengan membakar sumbu kembang api, maka kembang api akan meledak saat sumbunya habis.
Baca Juga: Sempat Jadi Calon Tempat Patung Liberty, Ini Fakta Seru Terusan Suez!
Kembang Api Awalnya Bukan Digunakan untuk Perayaan
Saat ini, kembang api banyak dinyalakan sebagai simbol perayaan beberapa acara.
Salah satu acara yang menggunakan kembang api untuk menambah kemeriahan adalah saat malam tahun baru.
Namun, sebenarnya pada saat diciptakan pertama kali, tujuan kembang api bukan untuk digunakan dalam perayaan.
Baca Juga: Jadi Asal Bangsa Romawi, Mengapa Italia Tidak Bernama 'Romania'?
Awalnya, kembang api diciptakan oleh masyarakat Tiongkok untuk memperoleh kehidupan abadi.
Wah, apa kaitan antara kembang api dengan hidup abadi bagi masyarakat Tiongkok, ya?
Ternyata, orang-orang Tiongkok pada zaman dahulu percaya kalau suara ledakan dari kembang api bisa mengusir roh jahat.
Kalau tidak ada roh jahat di sekeliling mereka, maka warga Tiongkok akan hidup dengan damai dan berumur lebih panjang.
Baca Juga: Sering Lihat Gingerbread sebagai Camilan saat Natal? Ini Cerita Menarik di Baliknya
Kembang Api Mulai Menyebar ke Eropa
Setelah tahun 1295, kembang api mulai menyebar ke Eropa, setelah Marco Polo membawanya dari Tiongkok.
Dengan dibawanya kembang api ke Eropa, beberapa negara di Eropa mulai menggunakan kembang api untuk simbol perayaan.
Kembang api di Rusia biasa dinyalakan selama lima jam untuk merayakan kelahiran putra pemimpin Rusia.
Baca Juga: Ternyata Balon Punya Sejarah yang Menyeramkan, Pernah Tahu?
Sedangkan di Inggris, kembang api yang dinyalakan tahun 1486 bertujuan sebagai simbol perayaan pesta pernikahan Henry VII.
Warna-warna cerah pada kembang api yang kita lihat pada kembang api modern juga berdasarkan perkembangan di Eropa, lo.
Warga Italia menambahkan beberapa bahan lain untuk meningkatkan kecerahan cahaya serta bentuk yang ada di kembang api.
Yuk, semakin banyak membaca agar informasi dan pengetahuan kita bertambah!
#AkuBacaAkuTahu
Lihat video ini juga, yuk, teman-teman!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR