Bobo.id – Saat membayangkan hewan yang berbahaya, mungkin teman-teman akan membayangkan ular, harimau, buaya, atau hewan liar lainnya.
Tapi, ada banyak hewan di alam liar yang bisa berbahaya, lo, teman-teman. Bahkan, meskipun hewan itu dikenal anggun maupun menggemaskan, hewan itu bisa jadi ganas saat menyerang.
Namun, bukan berarti kita harus takut atau memusuhi hewan di alam liar, lo. Justru, kita harus banyak mencari tahu tantang perilaku hewan liar supaya semakin tahu cara menghadapinya jika bertemu.
Hewan-hewan itu bisa berbahaya dan menyerang jika diganggu. Karenanya, kita cari tahu perilakunya supaya bisa berhati-hati dan tidak membuat hewan itu marah.
Yuk, kita cari tahu hewan apa saja yang terlihat anggun, lucu, atau menggemaskan, tapi juga bisa berbahaya jika diganggu.
Baca Juga: Tidak Hanya Kanguru, Hewan ini juga Punya Kantong di Perutnya
Kanguru
Hewan marsupial yang tinggal di Australia ini terlihat menggemaskan saat masih kecil.
Induk kanguru juga tampak menggemaskan membawa anak-anaknya di dalam kantung.
Namun, hewan ini bisa berdiri sampai 1,8 meter dan kaki belakangnya sangat kuat.
Jika merasa terganggu, ia bisa menendang dengan kakinya itu, teman-teman.
Berang-berang (Beaver)
Berang-berang ini berbeda dengan berang-berang (otter) yang sering ditemui di Indonesia.
Berang-berang beaver banyak ditemukan di Amerika Utara dan salah satu ciri habitatnya adalah sungai, di mana hewan itu membangun bendungan.
Meski wajahnya menggemaskan, berang-berang beaver ini bisa marah jika wilayah bendungannya dirusak atau terlihat berubah.
Meski tidak diketahui menyerang manusia, namun berang-berang beaver bisa menggigit dengan giginya yang tajam.
Baca Juga: Benarkah Berang-Berang Laut Suka Membawa Batu Favoritnya Kemana-Mana?
Berang-Berang Raksasa (Giant Otter)
Kalau berang-berang ini punya ukuran panjang seukuran tinggi manusia laki-laki dewasa.
Ia tinggal di sungai di Amerika Selatan dan suka makan ikan lele dan piranha. Yap, ikan yang buas juga bisa dimakannya!
Bahkan, kadang-kadang, berang-berang raksasa berani memburu ular anakonda dan buaya caiman!
Padahal, berang-berang raksasa tidak memiliki air liur beracun seperti berang-berang sungai biasa, teman-teman.
Tidak heran, berang-berang raksasa jadi salah satu hewan yang ditakuti di awan liar.
Berang-berang raksasa juga tidak dikenal suka menyerang manusia, namun mereka bisa jadi galak ketika melindungi wilayahnya.
Rakun
Habitat asli rakun ini adalah di Amerika Utara, Amerika Tengah, Jepang, dan Eropa.
Rakun dikenal suka berkeliaran di dekat pemukiman manusia.
Namun, wajahnya yang imut bukan berarti membuat rakun tidak berbahaya.
Rakun juga bisa menyerang jika merasa terancam, terutama rakun betina yang menjaga anak-anaknya. Selain mendesis, jika benar-benar merasa terancam rakun bisa mencakar dan menggigit.
Selain itu, rakun bisa berbahaya karena membawa penyakit rabies.
Baca Juga: Tanuki, Anjing Rakun yang Jadi Makhluk Mitologi di Jepang
Angsa Cygnus olor
Jika melihat angsa yang berenang di danau atau sungai, mungkin kita merasa hewan itu begitu tenang.
Siapa sangka hewan yang terlihat tenang dan anggun juga bisa berbahaya? Angsa cantik spesies Cygnus olor atau mute swan dikenal galak, lo.
Kalau ada yang menganggu wilayah kekuasaan atau sarang angsa Cygnus olor, angsa itu bisa menyerang, nih.
Angsa Cygnus olor dikenal bisa menyerang manusia yang mendekati sarangnya, terutama saat masa para angsa bersarang dan berkembang biak, terutama angsa jantan.
Angsa yang marah akan mengeluarkan suara mendesis, memanjangkan leher, dan membentangkan sayapnya yang lebar.
Bahkan, ketika marah dan menyerang, angsa bisa membuat perahu terbalik.
Itulah beberapa hewan yang terlihat menggemaskan, bahkan tenang dan anggun, tapi bisa berbahaya jika merasa terancam.
Karenanya kalau bertemu hewan liar, jangan menganggunya, ya, teman-teman. Meski kita hanya mendekatinya, bisa jadi hewan itu mengira kita akan menyerangnya.
Baca Juga: Semua Angsa di Inggris Dimiliki Kerajaan Inggris, Mengapa Begitu?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Business Insider,Live Science,CBC News,Science Insider |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR