Bobo.id - Tape dan uli, keduanya berbuat dari beras ketan. Uli rasanya gurih disantap dengan tape yang rasanya manis asam. Hasilnya? Hmm, lezaaat!
Tape terbuat dari bahan beras ketan hitam yang diberi ragi, lalu difermentasikan beberapa hari.
Cara pembuatannya, beras ketan hitam dikukus sampai matang. Lalu didiamkan sampai benar-benar dingin. Sesudah itu diberi ragi tape.
Kemudian dibiarkan beberapa hari dalam wadah tertutup rapat, sampai nasi ketan berubah menjadi tape. Tape yang sudah jadi rasanya manis dan ada rasa sedikit asam, juga berair.
Kalau ulinya sendiri dibuat dari beras ketan putih.
Proses pembuatannya, beras ketan putihnya dikukus sampai jadi nasi. Lalu dicampur dengan kelapa parut dan diberi garam.
Lalu dikukus lagi kemudian ditumbuk sampai halus. Nah, sesudah itu dibungkus daun pisang. Jadi, deh. Uli ini rasanya gurih dan enak.
Saat Hari Raya Idulfitri, tape uli ini biasa disajikan oleh orang Betawi sebagai hidangan khas Lebaran.
Konon, makanan ini menjadi lambang eratnya persaudaraan atau kekeluargaan. Mengapa begitu?
Dulu, pembuatan uli itu dibuat bersama-sama. Biasanya ibu-ibu yang memasak beras ketannya dan bapak-bapak yang menumbuknya sampai halus.
Ssst, menurut kepercayaan masyarakat Betawi, jika pembuatan tape uli ini tidak bersih maka tape ulinya tidak akan jadi atau gagal.
O iya, sebenarnya tape dan uli bisa disantap secara terpisah. Tape sendiri dan uli sendiri. Uli pun bisa juga disantap dengan cara digoreng atau dibakar.
Rasanya? Hmm, juga tak kalah lezat! Eh, tapenya juga enak, lo, dijadikan puding.
Baca Juga: Mengucapkan Selamat Idul Fitri, Coba Gunakan 3 Aplikasi untuk Membuat Kartu Ucapan Lebaran Ini, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Theresia Widyantini |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR