Bobo.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia tentunya memberikan banyak dampak pada kehidupan sehari-hari.
Kita sebagai pelajar tidak bisa pergi ke sekolah dan hanya bisa melakukan kegiatan belajar dari rumah.
Bukan hanya itu, banyak profesi lainnya yang terhambat karena adanya pandemi ini. Salah satu yang terkena dampak adalah para seniman tradisional.
Baca Juga: Musik Campursari, Musik Nasional Kebanggaan Indonesia yang Juga Terkenal di Belanda!
Para seniman tradisional ada untuk melestarikan berbagai budaya Indonesia.
Nah, salah satu upaya untuk membangkitkan kembali budaya Indonesia, National Geographic Indonesia bersama PT Pertamina (Persero), dan Wayang Orang Bharata mengadakan sebuah pementasan wayang secara daring.
Pementasan ini dilakukan melalui aplikasi ZOOM. Seperti apa pementasan wayang orang daring ini, ya?
Yuk, simak!
Pementasan Wayang Orang Secara Daring
"Empak empo tan kuciwa memanise esemmu, nimas ayu Dyah Sembodro pepujanku, wong kuning, legananan tresnaku sundhul wiyati..."
Gelegar suara dan seringai Prabu Corona Birawa memecah adegan pertama. Rupa wajah yang merah dan bertaring—sungguh mengerikan.
Pemandangan itu merupakan penggalan dari adegan pembuka pagelaran wayang orang yang disiarkan langsung via ZOOM.
Para seniman wayang orang mementaskannya dari rumah masing-masing pada Sabtu malam, 27 Juni 2020.
Wayang Orang Bharata bekerja sama dengan National Geographic Indonesia dan PT Pertamina (Persero) sebagai mitra dalam program pelestarian budaya.
Pentas ini merupakan bagian perayaan 15 tahun National Geographic Indonesia menjelajahi Nusantara, sekaligus mencari solusi untuk pentas kesenian pada tatanan “kenormalan baru” atau new normal.
Kami mempersembahkan Siaran Langsung via Zoom: Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia, bertajuk Sirnaning Pageblug”—dalam bahasa Indonesia bermakna “Hilangnya Pandemi”.
Tajuk ini merupakan gambaran kita atas keprihatinan, doa, dan pengharapan supaya pandemi lekas berlalu.
Baca Juga: Jangan Lagi Meletakkan Ponsel di Kasur saat Tidur, Bisa Mengganggu Sel Otak Hingga Sebabkan Tumor
Pada kesempatan ini kami mengajak para pemerhati budaya dan teman-teman di rumah untuk berdonasi setulus hati untuk seniman wayang orang yang aktivitasnya terhenti karena pandemi: BCA 5230316009 a/n Paguyuban Seniman Wayang Orang Bharata.
Teguh “Kenthus” Ampiranto selaku seniman wayang orang Bharata dan sutradara sebelum pementasan mengatakan “Kami tetap memegang pakem, hanya cara penyampaiannya yang harus diubah. Saya memikirkan kelanggengan wayang orang. Saya ingin kesenian ini bertahan sampai akhir zaman.”
Salah satu kreativitas untuk solusi masa pandemi, ungkap Kenthus, adalah menggunakan teknologi. “Wayang orang ZOOM live pertama di Indonesia juga suatu kreativitas di masa pandemi. Dari rumah masing-masing, kami menggelar wayang orang ZOOM.”
Pada puncak acara, Jaya Suprana, Pendiri Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), menganugerahkan Rekor MURI untuk pagelaran ini.
Anugerah pertama untuk Wayang Orang Bharata atas Rekor Wayang Orang Pertama yang Siaran langsung Melalui ZOOM.
Kemudian, anugerah kedua dan ketiga masing-masing untuk National Geographic Indonesia dan CSR PT. Pertamina (Persero) atas Rekor Pendukung Wayang Orang Pertama yang Siaran langsung Melalui ZOOM.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR