Bobo.id – Di beberapa acara, seperti acara pernikahan, ada banyak karangan bunga yang menghiasi ruangan.
Ternyata tiap bunga memiliki makna tersendiri, lo!
Makna bunga yang terkenal hingga kini biasanya berasal dari Eropa di Era Victoria dan bahkan di Tiongkok dan Jepang.
Bagaimana bisa bunga memiliki makna tersendiri, ya?
Floriografi: Awal Bahasa Bunga
Floriografi adalah istilah yang digunakan untuk mewakili bahasa bunga.
Istilah ini muncul pada era Victoria (1837-1901) untuk mengartikan berbagai makna yang dikaitkan dengan bunga.
Floriografi terkenal di Inggris Victoria dan Amerika Serikat selama abad ke-19.
Namun sebenarnya florografi mulai digunakan orang Persia dan Turki pada abad ke-15, teman-teman.
Baca Juga: Rahasia Mudah Membuat Kuah Bakso Lezat dan Gurih, Kuncinya Ada di Pilihan Kaldu!
Bunga digunakan untuk menyampaikan perasaan atau pesan yang tidak sesuai dengan norma sosial pada saat itu.
Kemudian, orang-orang di era Victoria mengembangkan bahasa bunga ke tingkat yang lebih jauh.
Pada masa ini, terdapat ketidakadilan sosial yang ekstrem sehingga orang biasa mengirim pesan rahasia.
Floriografi memungkinkan orang untuk menyampaikan sesuatu yang sulit untuk diucapkan secara terang-terangan.
Ini karena era Victoria adalam masa dengan tuntutan kesopanan yang tinggi.
Pada awal abad ke-19, penerbit Prancis mulai mengeluarkan kamus bunga yang ditujukan untuk menjelaskan makna bunga.
Selama bertahun-tahun banyak kamus telah diterbitkan untuk menyebarkan bahasa bunga.
Begitu pentingnya, orang-orang pada saat itu sampai membawa kamus bahasa bunga ke mana-mana!
Pada abad ke-20, ada lebih dari 100 kamus bunga di seluruh dunia!
Namun, makin lama bahasa bunga mulai menjadi membingungkan karena adanya pemahaman arti bunga yang berbeda-beda.
Baca Juga: Ternyata Membaca Cerita Fiksi Juga Ada Manfaatnya, Salah Satunya Membuat Mudah Berempati!
Hanakotoba dari Jepang
Bahasa bunga Jepang tidak berkembang seperti yang terjadi di Barat.
Budaya Jepang lebih cenderung memanusiakan tanaman dan tidak menggunakan bunga sebagai kiasan ataupun pesan.
Karena itulah bahasa bunga di Jepang memiliki serangkaian simbol sendiri.
Selama periode Heian, simbolisme bunga mulai muncul dalam teater, puisi. dan novel pertama di Jepang.
Bahasa Jepang memungkinkan penuturnya melihat hubungan antara emosi manusia dan alam.
Hal ini tidak berlaku pada bahasa bunga yang berasal dari budaya dan bahasa Inggris.
Dalam budaya Jepang, fenomena alam memiliki kehidupan spiritual dan kekuatan tersendiri.
Baca Juga: Salah Satu Sisi Kertas Aluminium Lebih Mengilap, Mengapa Begitu, ya?
Cerita dalam teater khas Jepang bernama noh menampilkan cerita yang menampilkan bunga atau pohon.
Dalam cerita ini, pepohonan dan bunga menampakkan dirinya sebagai jelmaan dewa atau Buddha.
Bahkan dalam berbagai cerita rakyat Jepang juga menampilkan pohon dan roh bunga yang dapat menikahi manusia.
Apakah Masih Digunakan Sampai Sekarang?
Bahasa bunga mulai ditinggalkan setelah Perang Dunia I selesai.
Orang-orang jadi lebih fokus pada perbaikan ekonomi dan pemulihan negara setelah perang.
Kini orang-orang lebih suka memberikan pesan rahasia secara digital karena kemudahannya.
Bahkan di pesta pernikahan dengan berbagai karangan bunga juga tidak memiliki makna tertentu selain terlihat indah.
Meski begitu, tetap saja suka ada kesenian yang fokus pada makna bunga, seperti dalam karya fiksi.
Bahasa bunga khas era Victoria juga digunakan pada pernikahan Kate Middleton dengan putra kerajaan Inggris beberapa tahun lalu.
Kalau teman-teman paling suka bunga apa?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | time.com,Atlas Obscura |
Penulis | : | Anindya Miriati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR