Bobo.id - Setiap orang punya kebiasaan tidurnya masing-masing. Mulai dari posisi tidur, memeluk boneka, dan masih banyak lagi.
Semua itu dilakukan agar bisa tidur nyaman dan nyenyak, sehingga bangun dengan keadaan tubuh segar di keesokan harinya.
Baca Juga: Perhatikan Posisi Tidurmu, Inilah Berbagai Posisi Tidur Paling Tepat untuk Kesehatan
Apakah di antara teman-teman ada yang suka menggerakkan atau menggoyang-goyangkan kaki sebelum tidur?
Sama seperti kebiasaan tidur lainnya, menggerakkan kaki sebelum tidur mungkin membantu agar kita merasa nyaman.
Namun, tahukah kamu kalau kebiasaan ini bisa jadi pertanda kita terkena restless leg syndrom, lo.
Apa itu restless leg syndrom? Kita cari tahu, yuk!
Baca Juga: Mulai dari Redakan Sariawan Hingga Sakit Tenggrokan, Ini 5 Manfaat Berkumur dengan Air Garam
Restless leg syndrome (RLS) adalah sebuah kondisi gangguan yang berhubungan dengan gerakan atau sensasi pada tubuh.
Biasanya, orang yang mengalami RLS akan merasakan kesemutan, menggelitik, rasa panas, gatal, atau rasa tidak nyaman pada bagian kaki, arau bahkan bagian tubuh yang lain.
Untuk mengurangi hal itu kita jadi sering menggerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain. Menggerakkan kaki dianggap bisa mengurangi rasa tidak nyaman itu.
Tidak jarang juga karena kebiasaan ini kita jadi kesulitan tidur, sehingga tidak bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Gejala Restless Leg Syndrome
Salah satu gejalanya adalah dorongan untuk selalu menggerak-gerakan bagian tubuh yang dirasa tidak nyaman. Sensasi rasa tidak nyaman akan hilang selama anggota tubuh masih tetap digerak-gerakkan.
Rasa tidak nyaman semakin terasa jika sedang beristirahat, duduk dalam waktu lama, berkendara atau sedang berpergian dengan pesawat.
Bagian tubuh akan mengeluarkan sensasi gatal atau tidak nyaman jika penderita sedang mengistirahatkan tubuhnya.
Biasanya, keluhan makin menjadi pada waktu malam hari.
Baca Juga: Jadwal Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI 8 Agustus 2020 Beserta Link Live Streaming
Penyebab Restless Leg Syndrome
Penyebab gangguan restless leg syndrome dikarenakan zat kimia di otak, yaitu dopamine yang tidak seimbang.
Zat ini berfungsi mengontrol motorik dalam otak untuk menggerakan otot tubuh. Namun, restless leg syndrom juga bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
1. Penyakit
Berdasarkan penelitian, RLS berkaitan dengan orang yang menderita beberapa penyakit yang terkait dengan gagal ginjal, kerusakan saraf, diabetes, dan penyakit Parkinson.
Kondisi restless leg syndrome juga bisa dialami bila tubuh kita kekurangan zat besi.
2. Faktor Keturunan
Peneliti juga mengatakan kalau restless leg syndrom juga bisa disebabkan oleh keturunan. Jadi jika orang tua kita punya kondisi restless leg syndrom, maka kemungkinan itu akan diturunkan pada kita.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR