Mereka menikmati daging angsa, domba panggang, dan makanan mewah lainnya. Mereka begitu boros. Foma sangat lapar, ia mengetuk jendela. Tetapi istri petani kaya itu mengusirnya. "Cari tempat lain untuk menginap! Tidak ada tempat untukmu disini!”
Begitu dia berbicara, mereka mendengar bunyi gerobak kereta. Istri petani itu menjadi pucat. "Oh gawat, ini bahaya!" Serunya.
"Suamiku baru kembali dari kota. Kupikir dia akan menginap seharian tetapi ternyata ia kembali secepat ini. Saya akan dimarahinya karena mambuat pesta pora menghabiskan banyak uang!”
Foma mulai menghiburnya, "Tenang, Bu. Beri saya lima puluh rubel dan saya akan bereskan semuanya!"
Foma lalu memasukkan daging angsa tadi ke dalam oven, dan domba panggang ke lemari dapur. Ia pun menyuruh teman-teman si istri sembunyi di loteng.
Setelah semuanya rapih, petani itu masuk melalui gerbang. Saat melihat Foma, ia tak mengenali petani yang pernah ditipunya itu, sebab Foma tampak sangat beda dengan berewoknya. Ia bertanya, mengapa Foma ada di halaman rumahnya.
Foma menjelaskan bahwa dia meminta istri petani untuk memberinya tempat untuk menginap dan juga makanan. Namun istri petani tidak membiarkannya masuk saat suaminya tidak hadir.
Baca Juga: Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama, Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR