Bobo.id - Dalam tayangan Belajar dari Rumah di TVRI hari ini, ada pengetahuan tentang perahu dan kapal layar tradisional nusantara.
Sejak dulu, manusia menggunakan perahu dan kapal untuk mengarungi laut, teman-teman.
Di Indonesia, perahu dan kapal layar sudah digunakan sebagai alat transportasi sejak ribuan tahun lalu, termasuk di kerajaan-kerajaan Nusantara masa lampau.
Apa perbedaan penggunaan kapal di Nusantara dulu dengan masa sekarang, ya?
Perbedaan Perahu dan Kapal
Sebelumnya, kita kenali dulu bedanya perahu dan kapal, yuk!
Perbedaan perahu dan kapal terdapat layarnya, teman-teman.
Alat transportasi air yang menggunakan satu layar atau bahkan tanpa layar disebut perahu.
Sedangkan, transportasi air yang menggunakan dua layar atau lebih disebut kapal.
Sebelum penemuan perahu dan kapal, manusia sudah menemukan rakit. Namun, rakit tidak bisa digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Perahu dan Kapal Layar Ribuan Tahun Lalu
Perahu merupakan moda transportasi air tertua di dunia yang pernah dibuat dan didokumentasikan oleh manusia.
Bukti awal penggunaan perahu di Nusantara banyak ditemukan dalam gambar-gambar di dinding gua.
Beberapa di antaranya ada di dinding beberapa gua yang ada di Sulawesi Tenggara, Papua dan Kalimantan.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Kapal Pinisi, Materi Belajar dari Rumah SD Kelas 4-6
Bukti penggunaan perahu di Nusantara juga ditemukan pada relief atau pahatan dinding di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam salah satu relief Candi Borobudur, terdapat sebuah perahu yang memiliki layar dan cadik (kayu pengatur keseimbangan perahu). Kemudian di atasnya digambarkan orang-orang yang bertugas mendayung perahu.
Bukti lainnya, ada temuan bangkai perahu tradisional di situs Punjulharjo, Rembang. Perahu ini masih bisa bertahan dari pelapukan meskipun terbuat dari kayu.
Diperkirakan, perahu yang ada di Rembang ini asalnya dari abad ke 7-8 Masehi dan jadi satu-satunya temuan perahu kayu di Asia Tenggara yang masih utuh.
Di beberapa daerah lain di Indonesia, perahu tidak hanya dimanfaatkan sebagai alat transportasi, lo. Misalnya, perahu digunakan sebagai peti mati dan diletakkan di gua atau ceruk yang memiliki gambar cadas perahu di dinding gua.
Perbedaan Kapal Tradisional dan Modern
Kapal tradisional biasanya terbuat dari bahan kayu dan digerakkan dengan tenaga manusia atau tenaga angin.
Sementara, kapal modern ada yang terbuat dari kayu dan ada yang terbuat dari logam. Kapal modern digerakkan menggunakan turbin dengan bantuan tenaga uap.
Untuk ukuran kapal, kapal tradisional biasanya lebih kecil dibandingkan kapal modern.
Baca Juga: Inilah Keistimewaan Perahu Kora-Kora Bagi Masyarakat Maluku
Selain kapal tradisional dan modern, ada juga jenis kapal lainnya, teman-teman.
Misalnya, kapal yang ukurannya besar namun raping, kemungkinan itu adalah kapal perang. Kemudian, kapal yang bentuknya lebih bulat dan tiangnya tinggi, kemungkinan itu adalah kapal kargo.
Perahu dan Kapal di Nusantara
Di Indonesia ada banyak perahu dan kapal tradisional, teman-teman.
Ada kapal layar lis alis dari Bangkalan, perahu kolek dari Melayu, perahu janggelan dari Madura dan Bali, perahu waropen dari Papua, perahu mayang dari Sunda dan Jawa, hingga kapal pinisi dan padewakang dari Sulawesi Selatan.
Dulu, perahu di Nusantara digunakan sebagai alat transportasi untuk pergi ke tempat jauh dan berdagang.
Di masa kerajaan, kapal juga digunakan untuk alat transportasi untuk melakukan kunjungan ke kerajaan lainnya atau untuk menguasai suatu wilayah tertentu.
Sekarang, kapal masih digunakan untuk membawa barang dan mengantar manusia menempuh jarak yang jauh. Ada juga perahu layar dan kapal yang berlayar untuk tujuan wisata di atas laut.
Nelayan masih banyak yang menggunakan perahu tradisional untuk menangkap ikan dan ada juga perahu tradisional yang dimanfaatkan untuk permainan tradisional.
Baca Juga: Isi Video Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan, Materi Belajar dari Rumah untuk SD Kelas 4 - 6
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR