Owi pergi ke rumah Nuri dan mengajak Nuri bermain.
“Aduh, maaf ya, aku lelah setelah seharian mencari buah-buahan Aku mau tidur. Besok pagi saja, ya, mainnya!” kata Nuri.
Owi pun pamit dan menuju ke rumah Kutut. Baru saja ia bicara dengan Kutut, brrrr… brrrr… teman-teman dan keluarga Kutut semua terbang pergi.
“Lo, ada apa? Kenapa semuanya pergi?” Tanya Owi heran.
“Mereka takut kepadamu!” jawab Kutut. “Mereka, kan, belum kenal kamu!”
Kutut ternyata juga tidak bisa main dengan Owi. Hari mulai gelap dan ia harus tidur. Besok pagi ia harus mencari makan, yaitu biji-bijian.
Owi kembali ke pohonnya dan ikut berburu bersama ibunya. Dalam kegelapan malam, Owi melihat seekor anak katak di bawah daun pohon talas. Swiiiing… owi segera menyambarnya.
Baca Juga: Cinderella dan 4 Karakter Dongeng Ini Punya Sifat yang Berani, Pernah Baca Dongengnya?
“Kamu hebat ,Owi!” puji ibunya.
Owi senang, tetapi ia berkata, “Buat apa pintar berburu. Penampilan dan suara kita begitu jelek. Teman-teman Kutut sampai terbang ketakutan ketika aku dating ke tempatnya!”
“Setiap burung di ciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bersyukurlah. Kedua mata kita terletak di depan, seperti mata manusia. Letak mata burung-burung lain, ada di kiri dan kanan kepalanya. Bukankah kita istimewa?” kata ibu Owi.
“Aaah, Ibu sama saja dengan ibu Han. Suka memuji diri sendiri!” kata Owi. “Pokoknya, besok malam aku tidak mau ikut berburu. Amu mau tidur saja supaya besok pagi bisa bermain dengan Kutut dan Nuri!”
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR