“Nenek, aku dan temanku Owi membawakan katak untukmu!” kata Han.
“Kalian anak-anak yang baik. Terima kasih, ya, Owi, kamu tampan sekali!” kata burung hantu tua itu.
“Aku selalu merasa diriku jelek. Burung hantu lain juga jelek!” kata Owi.
“Itu pikiran yang salah. Bagus dan jelek itu bukan tergantung pada ulu yang indah, atau suara yang bagus. Tetapi, apakah kamu punya hati baik atau tidak. Kamu membawakan makanan untuk burung tua yang lamban. Itu artinya kamu bagus, tidak jelek!” kata burung tua itu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Gelang Putri Melati #MendongenguntukCerdas
Owi merasa kata-kata burung tua itu benar. Ia dan Han lalu pergi berburu lagi. Mejelang subuh, mereka pulang dan tidur.
Ketika Owi terbangun, hari sudah petang lagi. Ia tidak bisa bermain dengan Kutut dan Nuri. Namun, Owi tidak sedih karena ia sudah tau bahwa ia bukan burung hantu yang jelek. Ia berjanji akan lebih rajin latihan berburu.
Cerita Oleh: Widya Suwarna. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
#MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR