Bobo.id - Sejak Januari 2021 lalu, pemerintah Indonesia mulai memberikan vaksinasi COVID-19.
Pemberian vaksin pertama dilakukan pada Presiden Joko Widodo. Kemudian dilanjutkan pada masyarakat yang berisiko tinggi, seperti tenaga medis, petugas pelayanan publik, lansia, dan lain-lain.
Seiring berjalan vaksinasi COVID-19 ini, ternyata juga ditemukan adanya mutasi virus corona yang baru, yaitu E484K.
Mutasi virus E484K ini diketahui masuk ke Indonesia pada Februari 2021 lalu.
Baca Juga: Bolehkah Kita Vaksin COVID-19 saat Puasa? Simak Penjelasan Hukum dan Efek Sampingnya
Apa Itu Mutasi Virus Corona E484K?
Menurut Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Bu Siti Nadia Tirmizi, mutasi virus E484K ini merupakan mutasi dari protein virus corona.
Varian virus corona yang memunculkan mutasi virus E484K ini berasal dari virus corona B.1.1.7 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan dan P1 dari Brasil.
Mutasi virus corona E484K ini ternyata dinilai punya kemampuan untuk menular lebih cepat.
Penjelasan itu disampaikan oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Pak Wiku Adisasmito.
Beliau mengungkapkan kalau menurut beberapa penelitian, mutasi virus E484K memang lebih cepat menular.
Hingga saat ini baru ada satu kasus E484K di Indonesia, tepatnya di Jakarta.
Meski saat ini pasien itu sudah sembuh, kita tetap dihimbau untuk tetap patuh menjalankan protokol kesehatan.
Hal ini wajib dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19, sekaligus varian-varian virus baru lainnya.
Apakah E484K Bisa Memengaruhi Kemanjuran Vaksin COVID-19?
Ternyata mutasi virus E484K ini memiliki potensi untuk memengaruhi kemanjuran vaksin.
Mutasi virus corona ini ternyata adalah bentuk adaptasi evolutif virus penyebab COVID-19 untuk menyiasati antibodi.
Hal inilah yang dikhawatirkan bisa memengaruhi kemanjuran atau efikasi vaksin.
Penjelasan di atas disampaikan langsung oleh peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatic dan anggota konsorsium COVID-19 Genomics UK, Riza Arief Putranto.
Meski begitu, menurut sebuah studi di Afrika Selatan, semua jenis vaksin COVID-19 hingga saat ini masih efektif.
Karena itu pemberian vaksin untuk masyarakat masih akan terus dilakukan.
Tetap Terapkan Protokol Kesehatan
Studi lebih lanjut tentang mutasi virus E484K memang belum ada. Namun, sebaiknya kita menjaga diri dengan selalu terapkan protokol kesehatan.
Jangan lupa untuk selalu menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Baca Juga: Vaksin COVID-19 Harus Disuntikkan 2 Kali ke Penerima Vaksin, Ini Penjelasannya
Cara Memakai Masker yang Benar
Berikut panduan cara menggunakan masker yang tepat yang dilansir dari laman covid19.go.id:
1. Sebelum memasang masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal 20 detik) atau bila tidak tersedia, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
2. Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung dan pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker.
3. Hindari menyentuh masker saat digunakan; bila tersentuh, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik atau bila tidak ada, cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
4. Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru. Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja. Masker kain bisa digunakan berulang kali.
5. Untuk membuka masker: lepaskan dari belakang. Jangan sentuh bagian depan masker; Untuk masker 1x pakai, buang segera di tempat sampah tertutup atau kantong plastik. Untuk masker kain, segera cuci dengan deterjen. Untuk memasang masker baru, ikuti poin pertama.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR