Bobo.id - Fenomena astronomi ekuiluks menyambangi daerah di Indonesia mulai 20 Januari 2022.
Dikutip dari LAPAN, ekuiluks adalah fenomena astronomis ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam, yakni 12 jam.
Nah, untuk mengenal fenomena ekuiluks dengan baik, mari kita perhatikan penjelasan berikut.
Fenomena Ekuiluks
Dilansir dari Livescience, fenomena ekuiluks adalah istilah ketika waktu siang dan malam sama persis.
Jika pada fenomena equinox, Bumi mendapat beberapa menit lebih banyak cahaya daripada kegelapan, ekuiluks adalah sisi lain dari equinox.
Fenomena equinox mengacu kepada adanya siang yang lebih lama, sedangkan ekuiluks menjelaskan waktu siang dan malam berlangsung dalam waktu yang lama.
Tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.
Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, pekan bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah equinox.
Baca Juga: Tidak Hanya Terjadi di Planet Bumi, Ternyata Seperti Inilah Hujan di Planet Lain
Ekuiluks dapat terjadi ketika solstis, dengan nilai deklinasi Matahari = kemiringan sumbu Bumi (=23°26′).
Karena deklinasi Matahari tidak mungkin melebihi kemiringan sumbu Bumi, maka kita dapat menentukan koordinat mana sajakah yang tidak memungkinkan terjadi ekuiluks.
Ekuiluks hanya fenomena astronomi biasa, tidak berdampak apa pun ke kehidupan manusia.
Meskipun demikian, langit akan mulai tampak terang ketika terjadi aram beberapa menit sebelum Matahari terbit (sebagai fajar) maupun beberapa menit setelah Matahari terbenam (sebagai senja).
Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa Lapan BRIN Andi Pangerang mengatakan, tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.
Kota yang Mengalami Ekuiluks
Adapun 36 kota di Indonesia ini akan mengalami fenomena ekuiluks, antara lain sebagai berikut.
1. Subulussalam (NAD): 20 Januari
2. Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari
Baca Juga: Bukan Meteor Jatuh, Tapi Asteroid yang Akan Melintas Dekat Bumi pada Mei 2022, Ini Penjelasan LAPAN
3. Pulau Subi (Kep. Riau): 28 Januari
4. Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari
5. Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari
6. Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari
7. Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari
8. Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari
9. Berastagi (Sumatera Utara):4 Februari
10. Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari
11. Tebingtinggi (Sumatera Utara) : 6 Februari
Baca Juga: Asteroid Raksasa akan Dekati Bumi Besok! Apakah Hal Ini Berbahaya?
12. Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari
13. Kutacane (NAD): 9 Februari
14. Deli Serdang: 9 Februari
15. Tanjungmorawa: 9 Februari
16. Lubukpakam (Sumatera Utara): 9 Februari
17. Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari
18. Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari
19. Blangpidie (NAD) : 12 Februari
20. Stabat (Sumatera Utara): 12 Febuari
Baca Juga: Terlihat Indah dan Menjadi Penghias Langit Malam, Ini Penyebab Bintang Berkerlip
21. Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari
22. Pangkalanbrandan (Sumatera Utara): 14 Februari
23. Blangkejeren (NAD): 14 Februari
24. Melongguane (Sulawesi Utara): 15 Februari
25. Meulaboh (NAD): 16 Februari
26. Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari
27. Langsa (NAD): 18 Februari
28. Takengon (NAD): 20 Februari
29. Dampulis (Sulawesi Utara) : 21 Februari
Baca Juga: Asteroid Sebesar 180 Meter akan Lintasi Bumi pada 12 Januari 2022, Apakah Berbahaya?
30. Benermeriah (NAD): 21 Februari
31. Lhoksumawe (NAD): 23 Februari
32. Bireuen (NAD): 23 Februari
33. Sigli (NAD): 24 Februari
34. Jantho (NAD): 24 Februari
35. Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari
36. Sabang (NAD): 26 Februari
Fenomena ekuiluks berlangsung dua kali dalam setahun, yang akan terjadi kembali pada 15 Oktober (Sabang) hingga 18 November (Subulussalam) mendatang.
(Penulis : Rendika Ferri Kurniawan, Grace Eirin)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience,KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR