Bobo.id - Kasus infeksi Omicron di Indonesia semakin melonjak.
Tak hanya menyerang orang dewasa, kasus infeksi baru Omicron ini juga menyerang anak-anak.
Oleh karena itu, teman-teman diwajibkan untuk berhati-hati dalam menghadapi potensi infeksi varian Omicron.
Varian Omicron ini dilaporkan berbeda dengan varian Delta.
Varian Omicron disebut tidak menimbulkan gejala penyakit separah varian Delta.
Umumnya, varian Omicron menimbulkan gejala yag jauh lebih ringan daripada varian Delta.
Dalam Konferensi Pers dan Launcing Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4, yang digelar pada 9 Februari 2022, disampaikan bahwa masyarakat tidak boleh lengah dengan varian Omicron ini.
Varian Omicron Tetap Berbahaya.
Disampaikan Dokter Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), varian Omicron memang memiliki gejala yang lebih ringan daripada varian Delta.
Baca Juga: Gejala Infeksi Omicron pada Anak-anak dan Orang Dewasa Berbeda? Begini Kata Dokter
Namun, varian Omicron memiliki kemampuan penyebaran penyakit yang jauh lebih besar daripada varian Delta.
"Varian Omicron memiliki gejala yang lebih ringan, tapi penyebarannya sungguh cepat," ujar dokter Piprim
Oleh karena itu, teman-teman diwajibkan untuk selalu berhati-hati dan tidak boleh lengah.
Walau memiliki gejala yang lebih ringan, bukan berarti masyarakat boleh menyepelekan varian Omicron ini.
Varian Omicron tetap dianggap berbahaya karena memiliki tingkat penyebaran hingga 300 persen.
Disampaikan dokter Piprim, bahwa kenaikan penyakit COVID-19 akibat infeksi varian Omicron pada Bulan Februari naik drastis dari Bulan Januari.
Disebutkan bahwa di akhir Bulan Januari hanya terdapat sekitar 676 pasien terinfeksi Omicron.
Angka infeksi itu naik menjadi sekitar 7.990 pasien.
"Angka pasien yang terpapar per 7 Februari adalah sekitar 7.990 pasien, dibanding dengan akhir Januari dengan 676 pasien," ujarnya.
Baca Juga: Varian Omicron Bergejala Ringan Tapi Lebih Cepat Menular, Benarkah?
Meski bergejala ringan, berbagai upaya harus dilakukan untuk mencegah penularan varian Omicron.
Contohnya adalah menaati protokol kesehatan. Selain itu adalah menjauhi kerumunan.
Gejala ringan dari varian Omicron bukan lantas membuat kita terlena, teman-teman.
Sebab, dokter Piprim berkata bahwa beberapa efek dari varian Omicron ini akan menimbulkan penyakit baru setelah pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Beberapa penyakit yang muncul dari pasien varian Omicron yang dilaporkan adalah penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan gejala autoimun.
"Saya memiliki beberapa pasien Omicron yang justru mengeluhkan timbulnya penyakit baru setelah sembuh dari COVID-19. Di antaranya mengeluhkan sakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit autoimun," ujar dokter Piprim.
Jadi meskipun terlihat memiliki gejala yang ringan, teman-teman tidak boleh kendur dalam menjaga protokol kesehatan.
Sebab, ada kemungkinan besar varian Omicron akan mengganggu kinerja sistem imun kita, sehingga setelah kita sembuh dari COVID-19, tubuh kita akan rentan terhadap penyakit.
Tetap jaga protokol kesehatan, ya!
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
https://adjar.grid.id/
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | konferensi pers |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR