Bobo.id - Pada Jumat, 25 Februari 2022, terjadi gempa bumi di Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan 6,1 skala Richter itu tidak berpotensi tsunami.
Namun, gempa di Pasaman Barat Sumbar itu menyebabkan terjadinya banyak semburan air panas dan lumpur di beberapa titik di Pasaman Barat.
Sebuah video yang menunjukkan adanya fenomena semburan lumpur di Pasaman Barat beredar di media sosial.
Semburan itu disebut muncul beberapa saat setelah gempa tektonik berkekuatan M 6,1 mengguncang wilayah itu.
Benarkan gempa bisa sebabkan fenomena semburan lumpur?
Kata Ahli Geoteknik Tentang Semburan Lumpur Setelah Gempa
Peneliti Ahli Utama bidang Geoteknik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adrin Tohari, membenarkan fenomena semacam itu bisa muncul akibat guncangan gempa.
Fenomena semburan lumpur tersebut dapat terjadi saat dan setelah gempa bumi kuat, apalagi di daerah yang banyak terdapat sumber air panas.
Baca Juga: Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi Sebelum Terjadi? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Lebih lanjut, Pak Adrin bahkan menduga fenomena ini merupakan salah satu bentuk likuifaksi.
Likuifaksi adalah proses menyemburkan air beserta material berbutir halus dari bawah permukaan.
Likuifaksi ini disebut sand boiling atau semburan pasir, jelas Pak Adrin.
Likuifaksi tanah atau sering disebut likuifaksi gempa adalah keadaan hilangnya kekuatan tanah akibat goncangan.
Tanah yang tadinya padat menjadi mudah bergeser. Fenomena ini terjadi pada tanah yang mengandung banyak air, kemudian terdampak gempa bumi.
Tanah berpasir, berlumpur, dan berkerikil yang memiliki banyak rongga dan aliran air bawah tanah memang sangat rentan terhadap fenomena likuifaksi.
Tanah memang terdiri dari komponen penyusun yang memiliki banyak ruangan berpori.
Ketika terjadi goncangan, tanah yang bergeser akan membuat air tanah naik dan mengisi ruangan di dalam pori-pori tanah.
Akibatnya, tanah akan ambles, serta air tanah akan naik, seperti yang terjadi pada Pasaman Barat Sumbar.
Baca Juga: Gempa 6,2 M di Pasaman Sumbar Disebabkan Sesar Sumatra, Apakah Itu?
Fenomena likuifaksi di Pasaman Barat terjadi akibat adanya guncangan yang sangat kuat. Ditambah adanya kondisi tanah yang dangkal dengan sifat lepas atau gembur.
Goncangan yang kuat itu menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan air di bawah permukaan tanah.
Tekanan air itu yang kemudian mendorong tanah lepas ke permukaan melalui retakan yang terjadi akibat goncangan gempa tersebut,
Ragam Fenomena Lukuifaksi
Ternyata likuifaksi ada bermacam-macam jenisnya.
Pertama, sebagaimana terjadi di Pasaman Barat dan yang terjadi di Palu setelah gempa Palu.
Likuifaksi juga bisa berupa penurunan permukaan tanah, bisa juga terjadi berupa longsoran di daerah-daerah timbunan di atas tanah lunak.
Selain itu, ada juga longsoran di pinggir-pinggir pantai.
Likuifaksi juga menyebabkan jembatan dan bangunan yang tiba-tiba berubah miring karena tanah di bawahnya mengalami likuifaksi.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Science Direct,britannica,Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR