Bobo.id - Untuk mencegah penularan COVID-19, pemerintah sudah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi booster.
Vaksin untuk anak-anak pun juga disediakan, khusus bagi anak-anak usia 6-11 tahun.
Di tengah merebaknya varian Omicron, kasus infeksi COVID-19 dilaporkan mengalami kenaikan, teman-teman.
Perkembangan kasus COVID-19 pada anak-anak pada 24 Januari 2021 adalah sebanyak 676 kasus.
Kemudian pada 31 Januari 2022 tercatat adanya 2.775 kasus, dan pada 7 Februari 2022 terdapat 7.190 kasus COVID-19 pada anak.
Melihat dari angka kenaikan kasus tersebut, anak-anak juga memiliki risiko penularan COVID-19 yang sama dengan orang dewasa, teman-teman.
Oleh sebab itu, anak-anak usia 6-11 tahun juga diimbau untuk melakukan vaksinasi untuk mencegah penularan.
Vaksinasi Anak
Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis RS Pondok Indah Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.Trop.Paed menyampaikan, vaksinasi pada anak dapat memberikan perlindungan diri terhadap virus.
Menurut dokter Hindra, Pemberian vaksin anak saat ini menggunakan vaksin Sinovac (Coronavac/Covid-19 Biofarma.
Selain vaksin Sinovac, ada dua jenis vaksin yang akan digunakan untuk anak-anak.
Dua vaksin untuk anak-anak tersebut masih diperiksa keamanannya dan menunggu keputusan wewenang dari EUA (emergency use authorization atau izin penggunaan darurat).
Pemeriksaan oleh badan berwenang tersebut bermaksud agar vaksin yang diterima oleh anak-anak seperti kita adalah vaksin yang benar-benar aman serta minim efek samping.
Pemberian Vaksin
Menurut dokter Hindra, pemberian vaksinasi untuk anak juga dilakukan secara intramuskular.
Intramuskular adalah istilah kedokteran yang berarti memberikan suntikan pada jaringan otot di bagian lengan atas.
Dosis yang diterima anak-anak adalah 0,5 ml dan diberikan dua kali (dua kali dosis).
Setelah vaksinasi, ada hal yang perlu kita perhatikan, lo, teman-teman.
Baca Juga: Kewajiban Tes Antigen dan PCR Dihapus, Bagaimana dengan Anak-anak yang Belum Vaksin?
Kita harus memerhatikan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI adalah kejadian setelah vaksinasi anak berupa keluhan.
KIPI terjadi pada vaksinasi dewasa dan vaksinasi anak. Menurut dokter Hindra, KIPI vaksin pada anak usia 6-11 tahun seperti kita ini wajar terjadi, kok.
Apa saja KIPI vaksin pada anak-anak yang harus diperhatikan?
Biasanya KIPI vaksin COVID-19 yang muncul pada anak sebagai berikut:
- Nyeri pada lengan bekas suntikan;
- Menggigil (bisa berlangsung selama 1-2 hari);
- Nyeri otot:
- Kelelahan;
- Mual atau muntah;
Baca Juga: Simak Aturan PPKM Jawa-Bali Tanggal 8-14 Maret, Jika Sudah Vaksin Tidak Perlu Tes PCR atau Antigen
- Sakit kepala;
- Nyeri sendi;
- Demam dengan suhu di atas 37,8 derajat celcius;
- Gejala lain yang mirip flu.
KIPI vaksin anak dapat diatasi dengan istirahat cukup, minum air putih cukup, dan mengonsumsi obat penurun demam sesuai anjuran dokrer.
Ternyata, kita disarankan untuk tetap menggerakkan lengan yang nyeri karena suntikan, teman-teman. Jangan lupa, kompres area yang nyeri jika diperlukan.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR