Bobo.id - Ada banyak teknik mengawetkan makanan, yang salah satunya adalah fermentasi.
Fermentasi merupakan teknik yang cukup kuno, tapi menghasilkan makanan yang lezat.
Bahkan ada makanan khas Indonesia yang dibuat dengan teknik fementasi hingga terkenal di banyak negara.
Di Indonesia, teknik fementasi menghasilkan banyak jenis makanan seperti tempe, peuyeum, terasi dan lain sebagainya.
Makanan hasil fermentasi tersebut juga menjadi bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Berikut akan dikenalkan lima jenis makanan hasil fermenetasi khas Indonesia.
1. Tempe
Makanan pertama adalah tempe yang berasal dari kacang kedelai yang difermentasi.
Tempe menjadi makanan yang dikonsumsi harian oleh masyarakat Indonesia dan bahkan terkenal di banyak negara.
Baca Juga: 4 Makanan dan Minuman Hasil Fermentasi yang Baik bagi Kesehatan Tubuh
Olahan dari kacang kedelai ini juga meiliki banyak kandungan gizi, seperti protein.
Selain itu, ternyata tempe adalah makanan yang sudah dikenal masyarakat Jawa sejak berabad-abad lalu, lo.
Hal itu diketahui dari sebuah naskah Jawa Kuno yaitu Serat Centhini yang dibuat pada abad ke-19.
Dalam naskah tersebut, diceritakan berbagai olahan tempe dari sambal tempe, tempe goreng, hingga tempe bacem.
Pada Serat Centhini juga diceritakan bahwa tempe juga menjadi makanan untuk berbagai acara hajatan.
2. Peuyeum
Ada juga peuyeum yang merupakan makanan fermentasi dari singkong atau ubi kayu.
Peuyeum merupakan makanan khas dari suku Sunda yang memiliki bentuk seperti singkong utuh.
Ukuran peuyeum inilah yang membedakannya dengan tapai singkong yang sama-sama hasil dari fermentasi.
Baca Juga: Salah Satu Makanan Probiotik dari Jerman, Ini Cara Membuat Sauerkraut dengan Mudah
Makanan fermentasi ini memiliki rasa manis dan tekstur yang lembut, sehingga sangat mudah untuk dimakan.
Uniknya makanan ini bisa disimpan dengan cara diikat dan digantung.
Karena bisa bertahan lama, makanan ini sering menjadi oleh-oleh saat berkunjung ke wilayah Jawa Barat.
3. Terasi
Selain makanan yang bisa langsung dimakan, ada juga bumbu dapur yang dibuat dengan cara fermentasi.
Bumbu daput ini adalah terasi yang terbuat dari udang rebon atau ikan berukuran keci.
Di Indonesia ada banyak jenis terasi yang berbeda dan memiliki ciri khasnya masing-masing.
Ada terasi yang berasal dari Medan, Bangka, Cirebon, Lombok, dan lain sebagainya.
Setiap jenis akan memiliki tekstur, rasa, hingga aroma yang berbeda-beda.
Baca Juga: Tak Hanya Yogurt, Ini 6 Produk Hasil Fermentasi yang Tak Kalah Enak dan Menyehatkan
Dengan aroma yang kuat, terasi sering dijadikan bumbu masakan untuk memperkuat rasa.
Sebagai bumbu masakan, terasi bisa disimpan dalam waktu yang sangat lama tapi dengan cara penyimpanan yang benar.
4. Brem
Makanan fermentasi lainnya adalah brem yang merupakan oleh-oleh khas Madiun.
Brem adalah sebuah kue kering yang dibuat dari sari beras ketan, dengan rasa manis, asam, dan dingin yang sangat khas.
Selain itu, makanan ini teryata juga memiliki banyak manfaat seperti membantu melancarkan aliran darah.
Jadi makanan ini bisa jadi pilihan camilan sehat dengan citarasa unik.
5. Dadiah
Ada juga makanan khas Indonesia bernama Dadiah yang dibuat dari proses fementasi.
Baca Juga: Dibuat dari Fermentasi Teh Hijau dan Hitam, Kombucha Punya 5 Manfaat Kesehatan Ini
Dadiah adalah makanan yang disebut sebagai yoghurt khas orang Minang.
Proses fementasi dadiah cukup alami yang disebut dengan ampiang dadiah.
Dalam bahasa Minang, ampiang memiliki arti berdekatan dan dadiah berarti susu yang dikentalkan.
Yang membuat makanan ini berbeda dari yoghurt pada umumnya adalah jenis susu yang digunakan.
Dadiah dibuat dari susu kerbau yang difermentasi dalam batang bambu.
Dari hasil fermentasi itu, dadiah memiliki rasa asam khas seperi yoghurt.
Nah, itu tadi lima makanan khas Indonesia yang dibuat dengan proses fermentasi.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,hellosehat.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR