Bobo.id - Selama ini kita tahu bahwa virus corona terus bermutasi menjadi banyak varian.
Pada tahun 2021 lalu, banyak orang terinfeksi varian Delta. Lalu pada awal tahun 2022, banyak orang terinfeksi varian Omicron.
Sebelum ini, virus corona telah memiliki banyak varian, teman-teman.
Sebut saja ada varian Alfa, Beta, Gamma, hingga varian Lambda yang penamaannya diatur oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Lalu, apakah saat ini varian lama Covid-19 sudah hilang atau masih bisa menginfeksi, ya?
Keberadaan Varian Lama COVID-19.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, dokter Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan bahwa varian lama COVID-19 masih ada, teman-teman.
Varian lama COVID-19 tetap ada, hanya jumlahnya terdesak oleh varian Omicron yang sedang mendominasi kasus infeksi saat ini.
Menurut dokter Tonang, risiko terinfeksi dari varian lama ini juga masih ada.
Baca Juga: 4 Fakta Varian Deltacron, Apakah Bisa Memicu Gelombang COVID-19 Keempat?
Namun, risiko penularan varian lama ini tergantung dengan varian yang mendominasi.
Varian yang mendominasi inilah yang berisiko paling besar bagi kesehatan.
Varian Dominan
Untuk saat ini, varian yang mendominasi kasus infeksi COVID-19 adalah varian Omicron.
Sebanyak 95 persen kasus infeksi COVID-19 disebabkan oleh varian Omicron. Sedangkan kasus infeksi karena varian Delta hanya sebesar 1 persen saja.
Sisanya, sekitar 4 persen adalah kasus infeksi campuran dari berbagai varian lama.
Itu membuktikan bahwa varian lama, seperti varian Alfa, Beta, Gamma, hingga Lambda masih bisa menyebabkan infeksi.
Vaksin Masih Ampuh
Vaksin COVID-19 yang ada saat ini disebut masih bisa mencegah semua varian virus corona.
Dokter Tonang menyebutkan bahwa vaksin bekerja secara luas, yakni di level protein virus. Sedangkan varian virus corona adalah perbedaan kecil di level gen saja.
Nah, perubahan pada level gen ini tidak menyebabkan perubahan berarti pada level protein, sehingga vaksin masih bisa digunakan untuk mencegah penyebaran semua varian.
Vaksin Tidak Membuat Kebal
Banyak masyarakat yang mengira dengan vaksin dosis primer ditambah vaksin booster akan membuat kita kebal dengan infeksi virus corona.
Vaksin tidak bisa memblokir infeksi, melainkan hanya memberikan perlindungan dari gejala parah COVID-19.
Kekebalan yang dibentuk setelah vaksin booster sebenarnya juga akan berkurang dalam beberapa bulan.
Tetapi karena adanya sel imun yang terbentuk, tubuh kita masih mampu melawan varian Omicron.
Dengan memahami varian lama COVID-19 yang masih ada dan kinerja vaksin, diharapkan kita selalu berhati-hati.
Kita tak boleh lengah dalam melakukan protokol kesehatan, walau sudah divaksin sekalipun, ya!
Kuis! |
Untuk saat ini, berapa persen kasus infeksi COVID-19 yang disebabkan varian lama virus corona, selain Delta dan Omicron? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR