Kek Rokoko mengagumi keindahan dompet itu. Itu adalah dompet mahal yang hanya bisa dimiliki kurcaci bangsawan kaya.
“Dompet yang indah sekali...” puji Kek Rokoko kagum.
Bangsawan Rokoko mulai mengisi dompet itu dengan beberapa helai uang besar. Ketika dompet itu sudah tebal sekali, ia memberikannya pada Kek Rokoko.
"Ambillah dompet serta uang di dalamnya ini untukmu. Pulanglah ke rumahmu,” kata kurcaci Lebonbon.
"Setiba di rumahmu, panggillah ketiga anakmu dan ceritakanlah apa yang kukatakan tadi. Rencana kita pasti berhasil,” katanya lagi.
Bangsawan Lebonbon memberikan salah satu kudanya yang terbaik untuk Kek Rokoko. Kuda itu membawa Kek Rokoko kembali ke rumahnya di desa.
Sesuai rencana bangsawan Lebonbon, Kek Rokoko mengumpulkan ketiga anaknya di rumahnya.
“Anak-anakku, dahulu, ketika Ayah masih muda, Ayah menabung uang cukup banyak. Ayah tidak menghabiskan harta karena Ayah menabung untuk hari tua. Tadi pagi, setelah kalian pergi, Ayah pergi ke hutan dan menggali lubang di bawah pohon ek. Di situlah Ayah menyimpan tabungan Ayah.
“Ayah tidak terlalu memerhatikan uang itu lagi, karena Ayah punya anak-anak yang baik. Namun, waktu kalian mengirim Ayah untuk tinggal di pondok di tepi hutan itu, Ayah terpaksa menggali tabungan di pohon ek itu.
“Ayah pikir, jangan-jangan peti berisi uang perak milik Ayah itu sudah hilang. Ayah menggali tanah di bawah pohon ek itu, dan ternyata peti itu masih ada. Peti itu nantinya akan Ayah wariskan pada kalian.
“Ayah akan menyimpannya sampai Ayah meninggal. Setelah Ayah meninggal nanti, silakan kalian berembuk.
Baca Juga: Dongeng Anak: Raja Pohon Maple #MendongenguntukCerdas
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR