Suatu hari, ketika mereka mencoba membuka petinya, Kek Rokoko terbangun dari tidurnya. Ia hanya tersenyum dan berkata pada ketiga anaknya,
"Setelah kematian Ayah, kalian akan memiliki isi peti ini, tapi tidak sekarang.”
Jadi, ketiga bersaudara itu merawat ayah mereka dengan baik. Masing-masing berusaha melakukan yang terbaik.
Kek Rokoko membiayai makanan dan pakaiannya sendiri dengan uang dari bangsawan Lebonbon. Tentu saja ia menyuruh ketiga anaknya untuk membelikan keperluannya.
Ketiga anaknya itu memperlakukannya dengan baik sekarang. Kek Rokoko tinggal di rumah mereka bagai raja. Semua yang diperintahkannya dituruti.
Namun, tidak lama kemudian, Kek Rokoko meninggal dunia. Sisa uang di dompetnya digunakan oleh ketiga anaknya untuk membeli banyak bunga.
Di pemakaman, bunga-bunga indah menghiasi makamnya sehingga warga desa mengira ketiga anak itu sangat mencintai ayah mereka.
Bangsawan Lebonbon juga hadir di pemakaman dan meneteskan air mata sedih.
Apalagi pada saat melihat ketiga putra Kek Rokoko yang buru buru pulang karena ingin membuka peti harta karun.
Mereka mengguncang peti itu. Terdengar bunyi gemerincing sehingga mereka mengira uang di dalamnya pasti banyak. Mereka pun membukanya.
Betapa terkejutnya mereka karena di dalamnya ternyata hanya pecahan kaca! Mereka tidak mempercayai mata mereka. Mereka menggeledah di antara kaca, tetapi tidak ada uang sekali.
Baca Juga: Fakta Menarik Ikan Mas yang Sering Muncul dalam Dongeng Indonesia #MendongenguntukCerdas
"Kenapa!" teriak ketiga anak itu. “Kenapa Ayah membohongi kita? Kenapa ia hanya mewariskan pecahan kaca pada kita?!”
Tiba-tiba muncul bangsawan Lebonbon. Ia berkata,
“Sejak muda, ayah kalian sudah merawat kalian dengan baik. Setelah tua, harusnya giliran kalian yang merawatnya.
"Dia cuma ingin tinggal bersama anak-anaknya di akhir usianya yang tak lama. Kalau saja dia tak punya anak, pasti sudah aku ajak pulang bersamaku dan akan kurawat dia dengan baik.
“Namun, aku tak ada artinya buat dia. Dia hanya mau anak anaknya. Sayang, kalian tidak mau mengurusi ayah kalian.
"Itu sebabnya, aku mengajarinya rencana ini! Rencana pura-pura punya harta karun. Dan ternyata berhasil. Kalian mengurusinya dengan baik setelah tahu dia punya harta karun!”
Ketiga saudara itu sangat malu karena sifat mereka diketahui oleh bangawan Lebonbon yang dihormati di desa itu.
“Akulah yang membohongi kalian, bukan ayah kalian! Dia hanya orang tua yang sedang sedih karena dibuang ke tepi hutan...”
Bangsawan Lebonbon lalu pergi meninggalkan mereka.
Rakaka, Rikiki dan Rekeke sangat malu dan sedih. Ayah mereka sampai melakukan hal itu karena mereka tak mau mengurusinya.
Ketiga saudara itu merasa sangat menyesal telah tidak peduli pada ayah mereka. Sayangnya, ayah mereka telah meninggal. Penyesalan mereka sungguh terlambat...
Baca Juga: Mengenal Legenda Peri Gigi yang Menghibur saat Kehilangan Gigi Susu Pertama #MendongenguntukCerdas
#MendongenguntukCerdas
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR