Hal ini karena awan menyerap energi panas dari Matahari dan udara di sekitarnya tidak menyerap panas dari Matahari.
Aliran udara hangat dari awan itu kemudian naik terus menerus. Akibatnya, udara hangat mendorong awan tetap di atas dan mengapung di udara.
Meski begitu, awan tidak selamanya mengapung di udara. Jika udara di sekitarnya memanas, maka awan akan jenuh dan jadi tetesan air.
Selain itu, awan juga bisa saling menempel dan mulai berubah wujud hingga terjadilah hujan yang turun ke bumi.
3. Awan Gelap Pertanda Akan Hujan
Ketika hujan akan turun, maka hal yang pasti menjadi tanda adalah awan yang berubah menjadi gelap.
Ternyata, warna awan bisa dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya jumlah uap atau butiran air yang dikandungnya, lo.
Jika uap air yang dikandungnya sedikit, maka kumpulan uap air ini akan dapat memantulkan semua cahaya sehingga awan terlihat putih.
Sebaliknya, jika uap air yang dikandungnya banyak, maka kumpulan uap air ini tidak dapat memantulkan semua cahaya.
Uap air justru akan menyerap sebagian cahaya tersebut sehingga tidak dapat menghasilkan awan yang putih.
Hal yang akan terjadi selanjutnya adalah awan akan terlihat abu-abu atau lebih gelap. Ini sering kita sebut dengan mendung.
Baca Juga: Kenapa Awan Selalu Mengapung di Udara dan Tidak Jatuh ke Tanah? #AkuBacaAkuTahu
Source | : | Kompas.com,Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR