Ketika sudah tiba di dekat rumah ibunya, peri ular itu berkata pada Li,
"Ibuku nanti akan menawarkan kopi. Jangan diterima. Di dekat pintu gerbang rumah, kau akan menemukan sepotong cermin. Mintalah cermin itu pada ibuku. Ibuku akan memberikannya padamu!”
Mereka akhirnya sampai di rumah ibu peri ular. Peri ular memperkenalkan Li pada ibunya.
“Bu, pemuda ini bernama Li. Dia sekarang menjadi kakakku karena dia menyelamatkan hidupku tadi.”
Ibu peri ular lalu menawarkan Li kopi.
"Terimakasih, Bu. Tapi maaf, saya sedang terburu-buru," tolak Li ramah.
"Kalau begitu, mintalah sesuatu pada Ibu, karena kau sudah berbuat baik pada putriku,” kata ibu peri ular.
"Tapi di gerbang itu ada sepotong kecil cermin. Jika Ibu bersedia memberikannya padaku, aku sangat berterimakasih,” ujar Li.
Ibu peri ular tidak ingin memberikan benda itu. Namun putrinya marah.
“Ibu, Li telah menyelamatkan nyawaku. Kenapa Ibu tak mau memberikan Li benda tak berharga itu?” ujar peri ular.
Dengan terpaksa, ibu peri ular memberikan cermin kecil itu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kotaji Sang Ahli Panah #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR