NASA bisa meneliti tentang matahari karena banyak pesawat ruang angkasa yang bisa melihat matahari secara langsung.
Selain pesawat ruang angkasa, NASA juga memanfaatkan teleskop surya untuk mempelajari korona, atmosfer luar Matahari.
Salah satu contoh teleskop surya terbesar di dunia bernama Daniel K.Inouye (DKIST), terletak di atas ketinggian 3.067 meter di Gunung Haleakala, Maui, Hawaii.
Dengan teleskop surya inilah, para peneliti NASA bisa melihat bintik matahari, teman-teman.
Para peneliti menganggap bintik matahari merupakan jendela yang bisa membuat manusia mempelajari bagian dalam magnet matahari yang rumit.
Bintik matahari adalah cekungan di permukaan Matahari yang terlihat lebih gelap dari keseluruhan Matahari itu sendiri.
Bintik Matahari terlihat kecil dari teleskop surya, namun dalam ukuran yang sebenarnya, ternyata sebuah bintik matahari bernama AR3038 berdiameter 31.900 kilometer.
Diameter tersebut bisa dikatakan hampir seukuran planet, lo. Artinya, perbandingan ukuran planet dan matahari berbeda jauh, teman-teman.
Mengapa Lebih Gelap?
Fakta yang paling utama dari bintik matahari adalah titik tersebut terlihat lebih gelap, dari sebagian besar bagian matahari yang bersinar.
Meski gelap, menurut perkiraan National Weather Service suhu bintik matahari yang areanya gelap mencapai 3.500 derajat Celsius!
Baca Juga: Fakta Unik Gerhana Matahari Hibrida yang Terjadi 20 April Mendatang
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR