Lalu, sudut elongasi Bulan dari Matahari sejauh tiga derajat. Bulan juga harus berusia minimal delapan jam dari fase Bulan baru.
Dilansir dari Kompas.com, ada setidaknya tiga metode yang digunakan dalam melihat hilal untuk menentukan tanggal Lebaran.
Metode pertama adalah menggunakan mata telanjang. Artinya, tanpa alat bantu optik sama sekali, teman-teman.
Metode kedua dilakukan dengan menggunakan alat bantu optik terutama teleskop, namun tetap mengandalkan penglihatan mata.
Metode ketiga adalah dengan menggunakan alat optik terutama teleskop yang terangkai dengan sensor atau kamera.
Sensor atau kamera ini bisa memproduksi denyut elektronik yang bisa diolah sebagai citra atau gambar yang lebih jelas.
Penggunaan alat bantu optik ini penting karena bisa saja mata telanjang menganggap objek astronomis lain sebagai hilal.
Objek astronomis yang dimaksud adalah benda yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan cahayanya tidak jauh dengan hilal.
Objek astronomis ini bisa berupa planet seperti Venus atau Merkurius, atau berupa bintang dengan cahaya terang seperti Sirius.
Di Indonesia sendiri, pengamatan hilal dan sidang Isbat akan dilakukan pada Kamis, 20 April 2023, teman-teman.
Sementara itu, pengamatan hilal akan dilakukan di 123 titik lokasi di seluruh Indonesia setelah Matahari terbenam.
Baca Juga: Hari Lebaran Tahun 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Menurut BMKG
Source | : | Kompas.com,earth sky |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR