Bobo.id - Ketika melihat langit malam, pernahkah kamu membayangkan kalau bintang di atas itu bisa mati?
Meskipun terjadi sangat lama, bintang bisa mati. Saat itu terjadi, akan terjadi ledakan bernama supernova.
Dilansir dari Kompas.com, supernova adalah proses ledakan masif yang menandai akhir kehidupan sebuah bintang.
Dengan kata lain, supernova adalah cara sebuah bintang mati, yakni dengan meledakkan energi di dalamnya.
Ketika bintang itu meledak, maka akan muncul pecahan-pecahan kecil bintang atau sisa-sisa bintang.
Nah, baru-baru ini para astronom telah menemukan sisa-sisa dari beberapa bintang pertama di alam semesta, lo.
Penelitian menunjukkan bahwa unsur kimiawi pada bintang berusia 13 miliar tahun itu sangat berbeda dengan Matahari.
Dilansir dari Live Science, pada masa-masa awal alam semesta, hanya tersedia unsur yang sangat sederhana.
Seperti hidrogen dan helium. Nah, bintang-bintang pertama di alam semesta juga hanya terbentuk dari unsur ini.
Seiring waktu, inti bintang memproses hingga terbentuk unsur seperti karbon, oksigen, magnesium, dan akhirnya logam.
Bintang-bintang generasi selanjutnya kemudian terbentuk dari awan gas yang mengandung atom yang lebih berat.
Baca Juga: Ada Bintang Menelan Planet Seukuran Jupiter, Apakah Bumi Akan Berakhir Sama?
Saat ini, sebagian besar bintang yang bisa diamati oleh para ilmuwan kaya akan logam seperti halnya besi.
Contohnya, Matahari. Ia tak hanya mengandung 98 persen hidrogen dan helium, tapi juga mengandung besi, neon, dan karbon.
Namun, para astronom tidak ada yang bisa mengamati unsur pembentuk bintang pertama itu secara langsung.
Para astronom membuat kesimpulan bahwa bisa jadi bintang awal itu sudah meledak sejak lama.
Meski begitu, ilmuwan masih bisa mengamati sisa debu mereka dengan mengarahkan pandangan pada jarak miliaran tahun cahaya.
Dalam pengamatannya, tim peneliti menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory.
Alat itu diketahui digunakan untuk mengamati ke dalam tiga awan gas pembentuk bintang di kejauhan.
Awan itu memang tidak memberikan banyak info ke ilmuwan, namun ada hal yang menarik untuk diteliti. Apa itu?
Yap, cahaya yang masuk dari inti galaksi memancar sangat terang. Cahaya ini dibentuk oleh debu yang jatuh ke lubang hitam.
Berdasarkan panjang gelombang cahaya yang diserap awan gas, peneliti bisa menentukan dari unsur apa saja bintang dibuat.
Hasilnya, peneliti menemukan awan itu sangat miskin unsur besi dan logam lainnya, tapi kaya akan karbon, oksigen, dan magnesium.
Baca Juga: Bersinar Terang di Tengah Gelapnya Ruang Angkasa, Apa Itu Fenomena Nebula?
Artinya, hasil ini persis seperti yang tersisa setelah bintang kehabisan bahan bakarnya hingga akhirnya meledak.
Hasil ini kemudian bisa digunakan untuk mendukung penelitian lain tentang asal-usul bintang pertama kali.
Tak hanya itu, hasil ini juga bisa membantu menjelaskan komposisi bintang yang lebih muda, termasuk yang ditemukan di Bima Sakti.
Dengan mengetahui teknik menghitung usia bintang, para astronom pun bisa memprediksi usia sebuah bintang.
Saat ini ada bintang HD 140283 atau Methuselah yang dikenal dan diyakini sebagai bintang paling tua di Alam Semesta.
Melalui pengamatan yang dilakukan oleh NASA pada tahun 2000, diperkirakan usianya mencapai 16 miliar tahun.
Namun setelah dilakukan pengamatan lagi pada tahun 2013, dihasilkan perkiraan usianya sekitar 14,5 miliar tahun. Tua juga, ya!
Dilansir dari Live Science, usia ini ditetapkan berdasarkan kecerahan dan jaraknya dari Bumi, yakni sekitar 190 cahaya.
Dengan perkiraan usia ini, Methuselah pun dipercaya memiliki usia yang lebih tua dari alam semesta yang usianya 13,8 miliar tahun.
Methuselah adalah bintang sub raksasa yang terlihat lebih terang daripada kebanyakan bintang lainnya.
Methuselah berwarna sedikit kemerahan dan perlahan cahayanya meredup seiring dengan usianya yang sudah tua.
Baca Juga: Lubang Hitam Keluar dari Galaksi Asalnya dan Melahirkan Jejak Bintang, Kok, Bisa?
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan supernova? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR