Para tokoh negara ini tidak sombong dan merasa pendapat dan pandangannya paling tepat dan juga benar.
Jika ada pendapat yang lebih sesuai dengan kepentingan bangsa, para tokoh pun dengan rendah hati menerimanya.
Meskipun pandangannya berbeda-beda, tetapi para tokoh tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, lo.
Contohnya, ketidaksetujuan wakil-wakil Kristen dan Katolik atas teks Pancasila dalam Piagam Jakarta.
Pada Piagam Jakarta, sila pertama berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya."
Tokoh Islam yang berbeda pandangan pun dapat menerima ketidaksetujuan itu karena lebih mementingkan persatuan.
Hingga akhirnya sila pertama di UUD 1945 itu diubah bunyinya menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa".
Tahukah teman-teman? Ternyata rela berkorban juga merupakan nilai luhur perumusan Pancasila bagi bangsa Indonesia, lo.
Perumusan Pancasila memang membutuhkan banyak pengorbanan, baik waktu, biaya, tenaga, dan lainnya.
Namun, demi kepentingan bangsa dan negara, pengorbanan ini menjadi bermanfaat bagi masa depan bangsa.
Perilaku rela berkorban ini juga termasuk ke dalam nilai-nilai Pancasila yakni sila kedua, "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang nilai luhur perumusan Pancasila bagi bangsa Indonesia. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR