Bobo.id - Garam merupakan bumbu dapur yang banyak digunakan untuk membuat makanan jadi lebih enak.
Selain itu, garam juga disebut bisa jadi bahan pengawet alami. Benarkan begitu?
Kali ini, kita akan belajar tentang salah satu manfaat dari garam yang cukup unik yaitu mengawetkan makanan.
Dikutip dari Kompas.com, pengawet makanan adalah zat adiktif atau bahan tambahan pangan yang berguna untuk mencegah makanan tidak cepat busuk.
Karena itu, bahan pengawet banyak digunakan pada makanan kemasan yang biasa dijual di toko.
Untuk mengawetkan makanan ada banyak jenis bahan yang bisa digunakan dan salah satunya garam.
Kenapa Garam Bisa Jadi Pengawet Makanan?
Dikutip dari Kompas.com, ada dua alasan yang membuat garam bisa digunakan menjadi bahan pengawet makanan, yaitu bisa mengeringkan makanan dan menghilangkan mikroba.
- Keringkan Makanan
Air adalah bagian penting dari kehidupan semua makhluk hidup termasuk bakteri yang menyebabkan pembusukan makanan.
Sedangkan garam adalah bahan yang bisa mengeluarkan air dari makanan sehingga membuat kadar air berkurang drastis.
Baca Juga: Lebih Aman, Ini 7 Bahan Pengawet Alami yang Mudah Ditemukan
Saat kandungan air pada makanan berkurang, maka bakteri tidak akan berkembang pada makanan tersebut.
Tanpa adanya bakteri, makanan bisa bertahan lebih lama atau awet untuk disimpan.
- Menghilangkan Mikroba
Alasan lain dari penggunaan garam sebagai bahan pengawet adalah kemampuannya menghilangkan mikroba.
Garam yang pekat akan memunculkan racun bagi sebagian besar mikroba karena efek osmolaritas atau tekanan air.
Selain itu, garam juga bisa menjadi racun untuk proses internal mikroba dan berpengaruh pada DNA serta enzim dalam tubuh mikroba.
Dengan dua alasan itu, makanan yang diberikan banyak garam bisa bertahan lebih lama untuk disimpan karena tidak ada mikroba atau bakteri penyebab pembusukan yang muncul.
Cara Kerja Garam Mengawetkan Makanan
Dari dua penjelasan itu tentu teman-teman sudah tahu kalau garam membantu mengurangi pertumbuhan bakteri.
Hal itu terjadi dengan membuat garam menarik molekul air dalam makanan yang membuat makanan jadi tempat yang tidak cocok untuk bakteri tumbuh.
Dikutip dari Hellosehat, meski begitu, garam tidak membuat semua mikroba hilang. Ada dua bakteri pembusuk makanan yang bisa dihilangkan oleh garam, yaitu Clostridium perfringens dan Clostridium botulinum.
Baca Juga: Waspada, Ini 4 Cara Membedakan Roti Berpengawet dengan yang Tidak Berpengawet
Sedangkan berbagai jenis bakteri lain tidak akan tumbuh saat kandungan garam mencapai 10 persen.
Kandungan 10 persen garam bisa setara dengan tiga kali kandungan garam pada air laut, lo.
Bisa juga didapatkan dengan melarutkan 180 gram garam dalam 1.800 gram air atau melarutkan satu gelar garam dengan 7,5 gelas air.
Namun cara itu akan membuat rasa dari makanan akan sangat berubah dan terlalu asin.
Jadi, untuk mengawetkan makanan biasanya hanya digunakan kurang dari satu persen garam.
Misalnya acar, hanya digunakan 0,9 persen garam dalam proses pembuatannya.
Dengan jumlah yang lebih tinggi, makanan akan kehilangan kesegarannya dan berubah rasa.
Karena itu pada proses pengawetan makanan tetap dibutuhkan pendinginan untuk memperlambat pertumbuhan mikroba.
Nah, dari penjelasan ini sekarang teman-teman bisa paham alasan garam digunakan sebagai bahan pengawet makanan.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Bersihkan Noda Kuning pada Bantal, Salah Satunya Pakai Garam
----
Kuis! |
Apa kaitan garam dengan kandungan air pada makanan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,hellosehat |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR