Bobo.id - Selain ayam, ikan jadi salah satu jenis makanan yang banyak dikonsumsi. Apa kamu suka makan ikan?
Ikan memiliki rasa lezat dan nutrisi lengkap. Ada protein, asam lemak omega-3, zat besi, dan nutrisi lain.
Dengan nutrisi itu, makan ikan disebut bisa bantu mengurangi risiko jantung, stroke, dan penyakit lain.
Namun, ternyata tidak semua jenis ikan itu baik dan aman untuk dikonsumsi, lo.
Sebab, ada beberapa jenis ikan yang ternyata memiliki racun berbahaya. Salah satunya ikan buntal.
Hal inilah yang membuat ikan buntal tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sembarangan, teman-teman.
Ikan Buntal Sangat Beracun
Setiap hewan mempunyai sistem pertahanan diri masing-masing. Begitu pun dengan ikan buntal ini.
Ketika dalam keadaan terancam, ikan buntal akan menggembung dan melepaskan racun dari kulitnya.
Racun ini dikenal sebagai tetrodotoxin atau TTX. Jenis racun inilah yang membuat ikan buntal berbahaya.
Bersumber dari gramedia.com, TTX adalah bahan kimia yang 100 kali lebih beracun dari sianida, lo.
Baca Juga: Bukan Hanya Landak, Ini 5 Hewan Lain yang Punya Duri di Tubuhnya
Racun tetrodotoxin itu tak hanya ada pada kulit, diketahui racun itu juga ada pada hati dan usus ikan buntal.
Bahkan, buntal betina akan mengoleskan TTX pada telur ikan untuk mencegah predator memakannya.
Jika mengonsumsi sekitar 1 - 4 miligram tetrodotoxin, ada beberapa akibat fatal yang bisa terjadi pada kita.
Keracunan ikan buntal ini bisa menimbulkan gejala, seperti mati rasa pada mulut, mual, dan muntah.
Bersumber dari Emedicine Health, gejala keracunan biasanya dimulai 10-45 menit setelah ikan dikonsumsi.
Gejala keracunan ikan buntal selanjutnya adalah mati rasa di wajah, hingga tubuh lemas. hal terparah yang bisa terjadi adalah gagal napas.
Karena bisa berakibat fatal, maka kita tak dinjurkan untuk mengolah dan makan ikan buntal sembarangan.
Racunnya Sulit Dihilangkan
Seperti Bobo sebutkan sebelumnya, racun tetrodotoxin tersimpan di beberapa organ tubuh ikan buntal.
Ternyata, racun tetrodotoxin yang terkandung di dalamnya tak akan hilang walau sudah dimasak, lo.
Jika tidak diolah dengan benar, racun dari organ tubuh ikan buntal itu bisa menyebar dan masuk ke daging.
Baca Juga: 5 Hewan Laut Paling Beracun di Dunia, Ada Ubur-Ubur hingga Ikan Buntal
Cara satu-satunya untuk menghilangkan racun itu adalah dengan membuang organ yang mengandung racun.
Tak sembarangan, pembuangan organ beracun pada ikan buntal itu juga harus dilakukan dengan teknik khusus.
Untuk itu, diperlukan ahli masak terlatih untuk mengolah ikan buntal jadi hidangan yang aman dikonsumsi.
Ini artinya, ikan buntal tidak direkomendasikan untuk dimasak sendiri di rumah.
Ikan Lain yang Tak Dianjurkan Dikonsumsi
Tak hanya ikan buntal, ternyata ada beberapa ikan lain yang juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
Misalnya, ikan pedang atau ikan todak. Alasannya karena ada kandungan merkuri yang tinggi pada ikan.
Semakin besar dan tua, kandungan merkuri dalam ikan tidak akan berkurang, malah bisa jadi makin banyak.
Jenis ikan lain yang tak dianjurkan dikonsumsi adalah ikan hiu. Sama dengan ikan todak, hiu juga mengandung merkuri tinggi.
Mengonsumsi daging atau sirip hiu bisa menyebabkan hilangnya koordinasi, kebutaan, hingga kematian.
Selain mengandung merkuri yang tinggi, mengonsumsi hiu sama dengan merusak ekosistem laut, lo.
Baca Juga: Ada yang Kadang Muncul di Pantai, Ini 5 Hewan Laut yang Terlihat Lemah padahal Bisa Berbahaya
----
Kuis! |
Racun apa yang ada pada ikan buntal? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas.com,alodokter |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR