Bobo.id - Selain silaturahmi, Idulfitri juga identik dengan makanannya. Di Lebaran ini, ada makanan apa di rumahmu?
Bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri ini, biasanya Ibu sudah sibuk menyiapkan ketupat, opor, hingga rendang.
Tak hanya itu, biasanya Ibu juga menyediakan berbagai macam kue kering di meja sebagai camilan. Hihi.
O iya, kue kering adalah kudapan yang terbuat dari tepung terigu, gula, telur, mentega, dan bahan lainnya.
Kue ini berukuran kecil, memiliki banyak bentuk, dan dikemas dalam stoples kaca atau plastik berbagai ukuran.
Ada banyak kue kering yang disediakan. Mulai dari nastar, kastengel, putri salju, hingga lidah kucing.
Kira-kira, bagaimana asal-usul kue kering bisa jadi hidangan khas Lebaran, ya? Kita cari tahu bersama, yuk!
Muncul di Masa Kolonial Belanda
Bersumber dari Kompas.com, tradisi menyajikan kue kering saat Lebaran baru muncul di masa kolonial Belanda.
Masyarakat Belanda diketahui kerap membuat kue kering setiap kali ada momen perayaan tertentu.
Sekitar abad ke-19 sampai abad ke-20, terjadi interaksi antara orang Belanda dengan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini 5 Tips Simpan Kue Kering untuk Lebaran
Interaksi itu melahirkan penyerapan budaya Eropa ke dalam budaya Indonesia, salah satunya soal kuliner.
Sejak itu, sebagian masyarakat Indonesia mulai terpengaruh kuliner Belanda dan alami perubahan selera.
Masyarakat Indonesia mulai merasa kue tradisional itu teksturnya lengket dan juga tidak awet, teman-teman.
Ini berbeda dengan kue kering yang tetap enak walaupun sudah disajikan selama berminggu-minggu.
Hal ini membuat makanan tradisional yang terbuat dari sagu dan tepung ketan mulai ditinggalkan masyarakat.
Kue kering akhirnya jadi sajian wajib dan simbol perayaan. Tak hanya Lebaran, tapi juga perayaan lainnya.
Bisa Mempererat Tali Silaturahmi
Lebaran menjadi salah satu momen hangat yang biasanya dihabiskan bersama keluarga atau kerabat dekat.
Di momen inilah banyak keluarga menyajikan kue kering untuk menjamu para tamu yang datang bersilaturahmi.
Fungsi kue kering untuk memperkuat tali silaturahmi ini juga ditunjukkan dan dimulai pada awal abad ke-20.
Saat Lebaran, orang Eropa akan memberikan kue kering kepada masyarakat Indonesia yang merayakan.
Baca Juga: Tradisi Lebaran Menarik, Bagaimana Sejarah Munculnya Hampers Lebaran?
Sebaliknya, di hari Natal, masyarakat Indonesia akan mengirimkan makanan pada orang keturunan Eropa.
Macam-Macam Kue Kering Lebaran
Ada beberapa jenis kue kering yang muncul saat perayaan Lebaran di Indonesia. Berikut ini di antaranya:
1. Nastar
Kue nastar memiliki tekstur yang lembut dan renyah. Ini berpadu dengan rasa manis dan gurih di dalamnya.
Kue kering ini berasal dari Belanda. Nastar diambil dari kata ananas atau nanas dan taartjes atau tart.
Kedua kata iitu kemudian disingkat jadi nastar. Jadi, kue nastar adalah tart dengan isian selai nanas.
2. Kastengel
Kastengel juga berasal dari Belanda. Kastengel terdiri dari dua kata, yakni kaas atau keju dan stengels batangan.
Dulunya, kastengel disajikan di rumah pejabat dan pegawai Belanda yang menikahi orang Indonesia.
3. Lidah Kucing
Baca Juga: Mengapa Selalu Ada Kue Kering sebagai Sajian Khas Lebaran? Ini Faktanya
Meski memiliki nama yang unik, kue lidah kucing jadi salah satu kudapan yang banyak dicari saat Lebaran, lo.
Nama ini dipilih karena beentuk kuenya yang panjang dan pipih dan sedikit melebar mirip lidah kucing.
Nah, itulah alasan mengapa Hari Raya Idulfitri identik dengan kue kering. Semoga bisa jawab rasa penasaranmu, ya.
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan kue kering? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR