Bobo.id - Beberapa hari lalu, di Amerika Utara, terjadi fenomena menakjubkan. Yap, Gerhana Matahari Total (GMT)!
Pada hari Senin, 8 April 2024, jutaan orang di seluruh Amerika menyaksikan Bulan yang menghalangi Matahari.
GMT kali ini menjadi istimewa karena lamanya totalitas yang berlangsung hingga 4 menit 28 detik. Lama juga, ya!
Sebagai informasi, totalitas merupakan suatu periode ketika cahaya Matahari sepenuhnya tertutup oleh Bulan.
Tak hanya pemandangan Matahari tertutup Bulan, ada juga pemandangan lain yang terlihat saat GMT terjadi.
Selama totalitas, beberapa pengamat melihat ada titik-titik merah bercahaya di sekitar Matahari yang tertutup.
Ada yang menyebut kalau itu adalah api yang dihasilkan oleh suar Matahari atau ledakan Matahari yang sangat besar.
Bersumber dari Live Science, setelah diamati kembali, titik merah itu bukanlah suar Matahari. Lalu apa, Bo?
Tidak Ada Suar Matahari
Tahukah teman-teman? Ternyata selama Gerhana Matahari Total terjadi, tidak ada ledakan dahsyat dari Matahari.
Pada tanggal 8 April, hanya ada satu suar Matahari kelas C yang berakhir beberapa jam sebelum totalitas.
Baca Juga: Paling Jadi Perhatian, Apa Sebenarnya Korona Matahari yang Tampak saat Gerhana?
Perlu diketahui, suar Matahari pada kelas C lebih besar sedikit dari kelas B. Namun, ini tetap tergolong kecil.
Pada kelas C ini terjadi sedikit pelepasan radiasi, tetapi tidak menimbulkan dampak apa pun di Bumi.
Disebutkan pula bahwa suar Matahari ini tidak terkait dengan besarnya tonjolan yang terlihat saat gerhana.
Tonjolan itu ternyata merupakan struktur plasma yang terhubung ke permukaan Matahari selama berhari-hari.
Proses penonjolan ini memang bisa melemparkan plasma ke ruang angkasa, tapi ini tak terjadi saat gerhana.
Titik merah bercahaya itu adalah struktur plasma yang berumur lebih panjang dan tidak mudah meledak seperti suar.
Matahari Menjadi Tidak Aktif
Banyak orang memperkirakan suar Matahari terjadi selama GMT karena Matahari berada di puncak siklusnya.
Perlu diketahui, siklus Matahari berlangsung selama 11 tahun. Nah, puncaknya ini disebut solar maksimum.
Selama periode ini, terlihat ada bintik Matahari gelap mengotori permukaan Matahari dan sebabkan badai.
Namun, menjelang gerhana, Matahari justru menjadi tidak aktif dan hampir tidak ada bintik Mataharinya, lo.
Baca Juga: Jadi Fenomena Langka, Kapan Gerhana Matahari Total Terlama Sepanjang Sejarah?
Ini artinya, kemungkinan Matahari mengalami ledakan dahsyat jelas sangat berkurang, teman-teman.
Meski begitu, jeda aktvitas Matahari ini hanya bersifat sementara dan diperkirakan akan berlalu akhir minggu ini.
Jadi, setelah minggu ini berlalu, kemungkinan akan terlihat bintik di permukaan Matahari yang jumlahnya banyak.
Apa Dampaknya Bagi Bumi?
Saat Matahari mendekati titik maksimum, jumlah bintik hitam akan meningkat hingga Matahari nyaris tertutup.
Tak hanya itu, Matahari juga mulai menyemburkan jilatan api dengan intensitas yang semakin sering dan kuat.
Bersumber dari Earth Sky, adanya bintik Matahari hingga titik maksimal sebenarnya tidak berbahaya bagi kehidupan di Bumi.
Ketika partikel berenergi tinggi menumbuk Bumi, medan magnet planet akan mengalirkannya ke kedua kutub Bumi.
Partikel berenergi tinggi ini kemudian berbenturan dengan partikel udara yang menyebabkan terbentuknya aurora.
Meski begitu, jika partikel berenergi tinggi dari Matahari berjumlah besar, dampaknya akan lebih ekstrem.
Beberapa wilayah di Bumi bisa mengalami gangguan listrik karena transformator akan kelebihan muatan.
Selain itu, gangguan komunikasi dan internet juga bisa terganggu jika satelit yang mengorbit Bumi rusak.
Baca Juga: Matahari Bisa Tertutup saat Gerhana, Berapa Perbandingan Ukuran Matahari dan Bulan?
----
Kuis! |
Berapa durasi totalitas GMT 8 April? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR