Bobo.id - Roti adalah salah satu makanan pokok populer di seluruh dunia. Apa teman-teman juga suka makan roti?
Di Indonesia, banyak orang mengonsumsi roti sebagai menu sarapan. Sebab, roti adalah sumber karbohidrat.
Roti juga mudah disiapkan, kita hanya perlu mengoleskan mentega dan selai berbagai rasa. Roti pun siap disantap.
Perlu diketahui, roti hadir dalam berbagai bentuk dan jenis, dengan yang paling umum adalah roti gandum dan tawar.
Sering kali, roti gandum dianggap lebih sehat dibandingkan roti tawar. Namun, apakah ini benar? Kita cari tahu, yuk!
Perbedaan Roti Gandum dan Roti Tawar
Roti gandum dan roti tawar memiliki perbedaan dalam hal komposisi nutrisinya, teman-teman. Wah, apa bedanya, Bo?
Roti gandum terbuat dari biji gandum yang masih mengandung dedak, germ, dan endosperma, teman-teman.
Hal inilah yang membuat roti gandum lebih kaya serat, vitamin, dan mineral dibandingkan roti tawar.
Kandungan serat yang tinggi di roti gandum membantu menjaga pencernaan lancar dan bantu kontrol gula darah.
Roti tawar, terutama yang dibuat dari tepung terigu yang dihaluskan, kandungan nutrisinya lebih sedikit, lo.
Baca Juga: 6 Cara Tepat Menyimpan Roti Tawar agar Tidak Cepat Berjamur, Hindari Penyimpanan di Kulkas
Hal ini karena proses pengolahannya dapat menghilangkan sebagian besar dedak dan germ dari biji gandum.
Roti tawar sering diperkaya vitamin dan mineral, tetapi kandungan seratnya tetap lebih rendah dari roti gandum.
Manfaat Kesehatan Roti Gandum
Berdasarkan kandungan nutrisinya, tentu kita sudah tahu kalau roti gandum adalah sumber serat yang baik.
Serat makanan ini bisa jaga kesehatan pencernaan, mencegah sembelit, dan dukung pergerakan usus teratur.
Tak hanya itu, serat juga bisa menjaga berat badan karena bisa memberikan rasa kenyang yang lebih lama.
O iya, roti gandum juga diketahui memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan roti tawar, lo.
Ini artinya, roti gandum menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat setelah dikonsumsi.
Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi pasien diabetes atau bagi kita yang sedang mencoba kontrol gula darah.
Selain itu, konsumsi biji-bijian utuh seperti roti gandum dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Serat dalam roti gandum bantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang jadi faktor risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Bisa Jadi Petunjuk Kedaluwarsa, Ini Arti Warna Segel di Kemasan Roti Tawar
Manfaat Kesehatan Roti Tawar
Perlu diketahui, roti tawar, terutama yang bertekstur lembut, lebih mudah dicerna daripada roti gandum.
Jadi, roti tawar bisa jadi pilihan terbaik bagi orang masalah pencernaan atau yang ingin makanan mudah dicerna.
Karena rendahnya kandungan serat dan tingginya indeks glikemik, roti tawar memberikan sumber energi cepat.
Ini mungkin berguna bagi mereka yang membutuhkan dorongan energi instan, seperti atlet setelah latihan berat.
Mana yang Lebih Sehat?
Secara keseluruhan, roti gandum memang sering dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat daripada roti tawar.
Apalagi, kandungan nutrisi serat dari roti gandum memang lebih tinggi dan manfaat kesehatannya lebih luas.
Namun, pilihan antara roti gandum dan roti tawar tergantung pada kebutuhan dan preferensi teman-teman.
Kalau mencari roti yang bisa bantu jaga kesehatan pencernaan dan kontrol gula darah, roti gandum pilihan tepat.
Apabila teman-teman butuh makanan yang mudah dicerna atau sumber energi cepat, roti tawar mungkin lebih sesuai.
Nah, itulah penjelasan tentang roti gandum yang banyak disebut lebih sehat dari roti tawar. Semoga bisa bermanfaat, ya!
Baca Juga: Bolehkah Makan Roti Tawar untuk Sarapan Setiap Hari? Ini Penjelasannya
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Dari apa saja roti gandum dibuat? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR