Bobo.id - Teman-teman, kita simak cerpen anak Majalah Bobo berikut ini, yuk!
Tong Gendut
Cerita oleh: Veronica Widyastuti
Anak laki-laki berkepala agak gundul itu bernama Otong. Karena badannya gendut, teman-temannya kadang menjulukinya Tong Gendut. Otong memang doyan makan, makanya tubuhnya gendut. Tapi, Otong tak pernah marah jika dipanggil Tong Gendut oleh teman-temannya.
“Ah, mereka kan hanya bercanda. Lagipula, aku malah jadi terkenal dengan julukan itu,” begitu pikir Otong.
Sampai pada suatu hari, Otong akhirnya ngambek juga. Itu gara-gara teman-temannya kelewatan meledeknya. Ceritanya, Irin mau mentraktir teman-teman sekelas makan di kantin sepulang sekolah. Anak-anak tentu saja gembira. Termasuk Otong. Tetapi, saat istirahat kedua...
“Tong, kamu juga mau ikut ditraktir Irin?” tanya Teddy.
“Tentu saja! Kapan lagi kita bisa makan gratis?” jawab Otong semangat.
“Wah, gawat nih kalau Otong ikut,” kata Teddy pada teman-temannya. “Kamu harus hati-hati, Rin.”
“Memangnya kenapa?” tanya Irin penasaran.
“Otong kan makannya banyak. Nanti yang lain bisa nggak kebagian tuh!”
Baca Juga: Cerpen Anak: Bakwan Udang
“Iya, ya. Namanya aja Tong. Pasti muatannya banyak!” celetuk Makmun disambut tawa teman-teman.
“Rin, kamu harus bawa duit banyak kalau ajak Otong. Porsi makannya sama dengan sepuluh orang,” Teddy membuat suasana semakin seru.
Awalnya Otong masih ikut tertawa mendengar canda teman-temannya. Tapi lama-lama kupingnya panas juga. Tiba-tiba ia nyeletuk, “O, iya! Aku lupa! Maaf, Rin, nanti siang aku nggak bisa ikut. Aku diajak Kakak ke pameran buku.”
Teman-temannya langsung terdiam. “Lo, kok tiba-tiba nggak bisa? Kamu marah ya, Tong?” tanya Irin.
“Ah, nggak, kok! Aku benar-benar nggak bisa,” jawab Otong cepat.
Siangnya, saat pulang sekolah, Otong segera mengemasi bukunya dan meninggalkan teman-temannya yang berlarian gembira menuju ke kantin.
Sampai di rumah, Otong kesal sekali. Alasan pergi ke pameran buku sebenarnya hanya karangannya saja. Otong tidak tahan mendengar ejekan teman-temannya. Gurauan tadi sudah benar-benar keterlaluan!
Rasanya Otong ingin menangis, tapi ia malu. Tiba-tiba, terlintas suatu rencana di benaknya. Otong tiba-tiba merasa bersemangat lagi.
Sejak peristiwa itu, Otong selalu menghindari ajakan teman-temannya untuk ditraktir makan di kantin. Teman-temannya mulai curiga.
“Tong, kamu masih marah ya? Maaf ya, waktu ulang tahun Irin itu, kami kan hanya becanda. Maaf kalau kami membuatny tersinggung,” bujuk Tama.
“Ah, aku nggak apa-apa! Kebetulan aku selalu ada acara, jadi tidak bisa ikut makan-makan,” Otong berusaha tersenyum.
Baca Juga: Cerpen Anak: Kena Batunya
Hari berikutnya waktu pelajaran Olah Raga, Pak Harli mengajak anak-anak lari keliling lapangan sepak bola lima kali. Anak-anak langsung mengeluh.
“Dua kali saja, Pak. Daripada kami nanti pingsan,” tawar Wiwin.
“Tidak. Pokoknya lari keliling lima kali. Kalau sudah benar-benar tidak kuat, kalian boleh berhenti. Tapi untuk anak yang menyelesaikan lima putaran, dan berada di urutan terdepan, akan Bapak berikan bonus.”
“Bonusnya apa, Pak?” tanya Tama penasaran.
“Wah, rahasia dong! Yang jelas, kalian pasti suka!” jawab Pak Harli sambil memamerkan senyum misteriusnya.
Anak-anak pun berlari mengikuti Pak Harli berkeliling lapangan sepak bola. Sampai putaran kedua, mereka masih kuat bertahan. Namun, mulai putaran ketiga, mereka mulai menyerah satu persatu. Pada putaran kelima, tinggal lima anak yang masih bertahan, termasuk Otong.
“Wah, Otong hebat, ya! Badannya gendut, tapi kok kuat lari sejauh itu?” komentar Tantri sambil bersandar kelelahan di tepi lapangan.
Tiba-tiba terdengar teriakan Tama, “Hai, hebat! Otong nomor satu!”
“Hah? Si Otong Gendut paling depan? Kok bisa?” Wiwin membelalakkan mata. Tadi ia terkantuk-kantuk, jadi tidak memperhatikan Otong yang telah memimpin lari. Saat Otong mendekati mereka, mereka pun berebut bertanya.
“Tong, kamu kok bisa bertahan lima putaran?”
“Jangan salah ya! Aku kan tiap pagi lari keliling kompleks. Jadi tadi nggak ada masalah,” ujar Otong sambil mengatur napasnya.
Baca Juga: Cerpen Anak: Nasihat Iko
Ooo, rupanya itulah rencana Otong untuk menguruskan badannya.
“Anak-anak, seperti janji Bapak tadi, Otong layak dapat hadiah. Yaitu makan sepuasnya di kantin sekolah.”
“Asyiiik!” seru Otong.
“Lo, Tong, tumben kamu nggak nolak? Sudah nggak marah lagi nih?” goda Tama.
“Marah? Ah, itu kan dulu! Sekarang, ayo serbuuuuu!” seru Otong sambil lari ke kantin.
Ah, Otong! Rupanya ia sudah lupa sama dietnya.
---
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Selamat Ulang Tahun, Majalah Bobo! 52 Tahun Menjadi Teman Bermain dan Belajar Anak Indonesia
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR