Tuan Azis sangat kaya. Rumahnya luas dan perlengkapan rumah tangganya sangat mewah. Banyak barang-barang antik di rumahnya. Anaknya ada empat orang dan masing-masing mempunyai kamar sendiri.
Suatu hari pelayan yang dipercaya membersihkan kamar-kamar tidur berhenti. Tuan Azis bermaksud mencari pelayan yang dapat dipercaya. la haruslah seorang yang pandai, jujur, dan rajin.
Pelamar memang banyak, tetapi Tuan Azis menghendaki yang terbaik. Untuk mengetes calon pelayan ia minta bantuan kemenakannya yang cerdik dan bijaksana, yaitu Ahmed.
"Untuk mengetes kerajinan dan keterampilan kerja Paman sendiri yang lakukan. Bila syarat itu sudah dipenuhi aku akan mengetes kejujuran dan kepandaiannya!" kata Ahmed.
Maka Tuan Azis pun melakukan pemilihan tingkat pertama. Akhirnya ada tiga orang yang memenuhi syarat.
Sabtu sore Ahmed datang. Ia meneliti tiga gadis yang memenuhi syarat sebagai pelayan. Nama mereka adalah Zuleha, Rodiah, dan Anidar.
"Nah, kalian pernah mimpi bukan? Kalau mimpi, kita biasanya melihat segala sesuatunya berwarna hitam putih, bukan? Coba masing-masing ceritakan mimpi yang sangat berkesan yang pernah kalian alami," kata Ahmed.
Tuan Azis yang menyaksikan sambil mengerutkan kening. Mengapa Ahmed berkata begitu? Dalam mimpi, segala sesuatunya tampak hitam putih? Setahu Tuan Azis, dalam mimpi, ia melihat segala sesuatu dalam berbagai warna. Namun, ia diam saja.
"Baiklah, kita mulai dengan Zuleha!" kata Ahmed.
"Mimpi yang paling berkesan adalah ketika saya bermimpi bersalaman dengan Ibu Bupati. Beliau tersenyum dan orang-orang menyoraki!" kata Zuleha.
"Bagus! Baju apa yang dikenakan Ibu Bupati?" Tanya Ahmed.
"Hm... baju hitam!" jawab gadis pertama.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR