Di suatu negeri, hiduplah seorang pangeran yang baik hati. Suatu hari, ia memohon pada Raja agar diizinkan untuk berburu ke hutan terlarang. Raja tidak mengabulkan permohonan tersebut dengan alasan hutan terlarang adalah tempat yang berbahaya.
“Ayah, aku hanya pergi sebentar. Itu pun ditemani oleh puluhan pengawal,” kata Pangeran tidak menyerah.
“Tidak, anakku. Di hutan itu ada banyak binatang buas. Kamu bisa pergi ke hutan yang lain selain hutan itu,” kata Raja.
“Ayolah Ayah, hanya sebentar. Ini hari ulang tahunku dan hanya hadiah itu yang membuatku bahagia,” bujuk Pangeran pada sang Raja ayahandanya.
Karena khawatir anaknya akan pergi diam-diam ke hutan itu, Raja akhirnya mengabulkan permintaan sang Pangeran. Raja pun memanggil ketua pengawal.
“Bagaimana menurutmu?” kata Raja.
“Semua keputusan ada di tangan baginda Raja,” jawab ketua pengawal.
“Baiklah, antar Pangeran. Tetapi, jangan mendekati daerah terlarang,” kata Raja.
Pangeran pun sangat bahagia mendengar hal tersebut. Ia langsung menyiapkan senjata untuk berburu. Bukan puluhan, tetapi kali ini Raja memerintahkan ratusan pengawal untuk ikut dengan Pangeran. Pangeran tak peduli karena tujuannya hanyalah ingin menguji kemampuannya berkuda dan berburu di hutan. Pada masa itu, seorang pemuda dikatakan sudah dewasa jika ia sudah mampu berburu di hutan untuk bertahan hidup.
Sesampainya di hutan, Pangeran langsung memasang matanya baik-baik untuk melihat hewan buruan. Hutan ini terkenal terlarang karena ada banyak hewan buas.
Pangeran begitu sigap saat melihat seekor kijang. Ia pun mengejar dengan kudanya. Kijang itu semakin jauh. Saking cepatnya kuda Pangeran berlari. para pengawal kehilangan jejak Pangeran.
Tanpa menyerah, Pangeran mengejar kijang tersebut. Ia tak peduli saat melewati perbatasan daerah terlarang. Pengawal pun berusaha mencari Pangeran, namun mereka tidak berhasil menemukannya.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR