Beberapa waktu lalu, 10 ekor paus terdampar di Pantai Ujung Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. 10 paus itu adalah spesies paus kepala kotak (Physeter macrocephalus). Ternyata, paus kepala kotak ini punya beberapa keunikan, lo.
Baca juga: Menyelamatkan 10 paus yang terdampar di Aceh
1. Otak Terbesar
Otak paus ini merupakan yang terbesar dan terberat dibanding semua hewan yang hidup di Bumi. Berat rata-ratanya mencapai tujuh kilogram. Otak yang paling besar ini dimiliki oleh paus kepala kotak jantan.
2. Kepala Kotak
Kata macrocephalus dalam nama ilmiahnya, berasal dari bahasa Yunani. Artinya, kepala besar. Yap, kepalanya yang besar dan berbentuk kotak itulah yang menjadi ciri khas paus ini. Karena bentuknya, paus ini pun dinamai paus kepala kotak.
3. Zat Spermaceti
Di dalam kepalanya yang besar, paus ini menyimpan zat misterius yang dinamakan spermaceti. Kata spermaceti juga berasal dari bahasa Yunani. Sperma berarti benih, sementara ceti atau cetus artinya paus. Karena itu, paus yang panjangnya dapat mencapai 12 meter ini juga sering disebut sebagai paus sperma.
4. Ambergris
Paus kepala kotak menghasilkan ambergris atau disebut juga muntahan paus.
O iya, meski namanya muntahan, zat ini sebenarnya tidak keluar dari mulut paus. Zat yang mulanya menumpuk di dalam usus paus ini dikeluarkan dari saluran pembuangan kotorannya.
Ambergris banyak diminati sebagai bahan pembuat parfum. Harganya dapat mencapai ratusan juta.
Baca juga: Kenapa Muntahan Paus Harganya Mahal?
5. Setia Kawan
Paus kepala kotak suka bermigrasi dalam kelompok. Satu kelompoknya biasanya terdiri dari 15 - 20 ekor. Kelompok ini biasanya terdiri dari paus perempuan dewasa dan paus-paus muda. Paus kepala kotak jantan yang sudah dewasa biasanya akan pergi sendiri untuk berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Baca juga: Paus Kepala Kotak Tidur Sambil 'Berdiri’
O iya, paus kepala kotak juga dikenal sebagai penyelam yang andal, lo. Mereka bisa menyelam sedalam 1.000 meter. Mereka juga dapat menahan napas selama 90 menit ketika menyelam.
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR