“Ada apa toh? Kok lari-lari?” tanya Pak Rida.
Pak Husen memperlihatkan selebaran berita tentang karet Pak Rida.
“Ini fitnah Pak namanya,” kata Pak Husen. Beberapa pekerja lain yang berkerumum pun menyetujuinya.
“Kamu tahu siapa yang membuatnya?” tanya Pak Rida.
“Pasti Pak Kalio siapa lagi,” kata Pak Husen dengan marah.
“Hush! Tidak boleh menuduh tanpa bukti,” kata Pak Rida.
“Yasudah, kembalilah bekerja, biar saya yang urus ini,” lanjut Pak Rida.
“Bekerjalah dengan baik, maka nanti hasilnya baik,” kata Pak Rida sambil berjalan. Semua pekerja tersenyum mendengar hal itu.
Siang itu Pak Rida mendapat beberapa kabar buruk. Pertama, tentu saja selebaran berita fitnah tentang karetnya. Kedua, beberapa perjanjian pembelian karet dibatalkan karena selebaran itu.
“Pak, pembelian karet kita menurun ya karena selebaran itu?” tanya Pak Kandar yang sudah pindah bekerja ke kebun Pak Rida.
Pak Rida mengangguk dan tersenyum.
“Tidak apa-apa nanti rezeki pasti ada,” jawab Pak Rida. “Yang pasti, kita harus bekerja dengan baik,” tambah Pak Rida.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR