Bobo.id – Salah satu cabang olahraga yang sering dilombakan pada acara-acara olahraga adalah panahan.
Yuk, kita cari tahu lebih jauh tentang sejarah olahraga ini.
Panahan di Masa Prasejarah
Panahan memiliki sejarah yang cukup panjang, teman-teman.
Konon, panahan sudah ada sejak 25.000 tahun yang lalu, lo.
Pada zaman dulu, panahan bukanlah sebuah olahraga, tapi merupakan sebuah aktivitas untuk berburu.
BACA JUGA: Desa Olympia, Asal-usul Olimpiade
Manusia purba pada saat itu membuat busur panah dari ranting pohon yang berbentuk melengkung.
Mereka juga membuat anak panahnya dari ranting yang lebih kecil.
Pada zaman logam, orang-orang tidak membuat panah dari ranting, tapi dari logam.
Panah logam ini lebih berbahaya karena lebih keras dan tidak mudah patah.
Sejak saat itu juga, panah hanya digunakan sebagai alat berburu, tapi juga sebagai alat perang.
BACA JUGA: Cari Tahu Sejarah Badminton, Yuk!
Panahan di Masa Modern
Di masa modern ini, panahan tidak lagi digunakan sebagai alat berburu dan senjata perang.
Panahan sudah dialihfungsikan menjadi sebuah olahraga yang pastinya menyehatkan tubuh kita.
Pada tahun 1600-an, olahraga panahan ini sangat populer di Inggris.
Turnamen memanah pertama kali diselenggarakan di Yorkshire, Inggris, pada 1673.
Pada 1760, dibentuklah organisasi panahan di Inggris dan sejak itulah diselenggarakan turnamen panahan setiap tahunnya.
Namun begitu, Federasi Panahan Internasional baru dibentuk pada 1931. Wah, lama sekali, ya!
BACA JUGA: Sejarah Olahraga Polo Air, Dulunya Dimainkan oleh Anak-Anak Pedesaan di Sungai
Panahan di Indonesia
Organisasi panahan di Indonesia sendiri baru dibentuk pada 12 Juli 1953.
Organisasi itu bernama Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) dan diresmikan di Yogyakarta oleh Sri Paku Alam VIII.
Kejuaraan panahan nasional pertama kali diselenggarakan pada 1959 di Surabaya.
Walaupun begitu, sebenarnya panahan sudah dilombakan saat Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada 1948.
Sejak itulah, panahan menjadi olahraga yang cukup populer di Indonesia, bahkan memiliki atlet-atlet berprestasi.
BACA JUGA: Olahraga Tradisional dari Beberapa Daerah
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR