Bobo.id - Tato merupakan lukisan yang ada di kulit dan merupakan sebuah seni.
Tato dibuat dengan cara memasukkan pigmen atau zat perwarna ke dalam kulit dengan menggunakan jarum.
Yap, menato tubuh itu sakit, teman-teman, karena tubuh kita harus ditusuk dengan jarum.
Maka itu, tato sebenarnya tidak disarankan untuk anak-anak.
Namun begitu, ada juga yang menganggap kalau tato itu merupakan sebuah kebudayaan.
Beberapa suku di berbagai negara di dunia memiliki kebudayaan menato tubuhnya, seperti di Amerika Latin dan Afrika.
Tidak hanya di luar negeri, di Indonesia juga memiliki beberapa suku yang memiliki seni budaya tato di tubuhnya.
Budaya menato tubuh ini sudah dilakukan oleh nenek moyang mereka dan dilestarikan sampai sekarang.
Suku apa aja, ya? Kita lihat, yuk, teman-teman!
BACA JUGA: Piring Lukis yang Unik dari Masa ke Masa
1. Suku Mentawai
Sesuai dengan namanya, Suku Mentawai tinggal di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Mereka mempunyai kebiasaan mentato tubuhnya dengan motif khusus yang disebut “Titi”.
Sebutan untuk orang yang pandai membuat tato di Mentawai adalah “Sipatiti” atau “Sipaniti”.
Sebagian besar motif tato suku Mentawai ini adalah batu, hewan, tumbuhan, busur, mata kail, duri rotan, tempat sagu, dan binatang ternak.
Ini merupakan lambang keseimbangan alam dan keindahan.
Tato suku Mentawai diperkirakan merupakan seni tubuh tertua di dunia, bahkan lebih tua dari seni tato di Mesir.
Sayangnya, di masa sekarang, kebudayaan tato Suku Mentawai sudah semakin jarang ditemui karena sudah masuknya ajaran agama dan pendidikan.
Namun, seni tato ini masih bisa kita lihat di Desa Madobak, Ugai, dan Matotonan yang berada di hulu Sungai Siberut Selatan, Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera.
BACA JUGA: Tradisi Suku Mentawai yang Sederhana
2. Suku Dayak
Suku yang ada di daerah Kalimantan juga memiliki kebiasaan mentato tubuhnya, teman-teman.
Misalnya Suku Dayak Iban, Suku Dayak Tunjung, Suku Dayak Daratan, Suku Dayak Kenyah, dan Suku Dayak Kayan.
Menurut tradisi orang-orang Dayak, pembuatan tato ini merupakan budaya yang berkaitan dengan peribadatan dan kesenian.
Tato juga digunakan sebagai penanda status sosial di dalam kelompok.
Mereka percaya bahwa tato yang ada di tubuh dapat menyelamatkan diri dan menangkal pengaruh jahat.
Suku Dayak laki-laki dan perempuan memiliki pemikiran yang berbeda dalam membuat seni tato di tubuhnya.
Yang laki-laki biasanya membuat tato dengan motif yang melambangkan kejantanan, keberhasilan dalam perang, dan identitas kesukuan.
Bahkan mereka yang menato tubuhnya merasa bangga karena dapat membuat kesan spektakuler.
Bagi wanita, seni tato ini berfungsi sebagai sarana untuk mempercantik diri.
BACA JUGA: Pakaian Tradisional Orang Dayak, Penuh Warna
3. Suku Moi
Seni tato pada Suku Moi sudah dimulai sejak zaman Neolitikum sekitar tahun 1500 SM.
Suku ini hidup di daerah pedalaman di Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Motif tato yang dibuat biasanya berbentuk garis-garis geometris dan melingkar disertai titik-titik yang berbentuk segitiga kerucut.
Bagian tubuh yang biasanya ditato adalah dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul dan punggung.
Saat ini seni budaya tato di Suku Moi sudah jarang dilakukan oleh generasi muda karena dianggap kuno.
Maka itu, diperkirakan seni menato tubuh di Suku Moi ini lama kelamaan bisa hilang karena tidak dilestarikan.
BACA JUGA: Sejarah Nama Papua
Teks: Hanna Vivaldi
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR