Bobo.id - Asam kranji atau asam keranji adalah buah kecil sebesar anggur, berbentuk bulat pipih.
Buah asam kranji disukai banyak orang. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa.
Buah asam kranji dimakan dengan cara disesap seperti permen, hingga tersisa bijinya, lalu dibuang.
Buah asam kranji banyak dijual di depan sekolah maupun di toko makanan ringan. Apakah kamu pernah membelinya?
BACA JUGA: Pohon Kersen, Pohon Peneduh yang Tumbuh di Mana-Mana
Daging Buahnya Seperti Beludru
Buah asam kranji terbungkus oleh cangkang yang keras tetapi rapuh.
Kulit buah asam kranji yang sudah matang, berwarna abu-abu tua, berbulu halus seperti beludru.
Jika cangkangnya dipecahkan, di dalam buah asam kranji terlihat daging buah yang lembut dan berbulu halus seperti beludru. Warnanya oranye.
Daging buah itu menyelimuti biji buah kranji yang bentuknya mirip biji semangka.
Daging buah asam kranji rasanya mirip asam jawa (thamarind) tapi sedikit manis. Karenanya dalam bahasa Inggris asam kranji disebut velvet thamarind. Artinya asam beludru.
BACA JUGA: Pohon Dewandaru, Pohon Pembawa Pesan Para Dewa
Kayunya Bagus
Pohon asam kranji memiliki nama Latin Indum dialium.
Pohon asam kranji adalah pohon tropis yang tumbuh di daerah kering dan panas tetapi banyak hujan.
Pohon ini banyak tumbuh di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Meskipun buahnya enak, jarang orang menanam pohon asam kranji. Karena pohon asam kranji hanya berbuah 3 tahun sekali.
Ketika berbuah, sangatlah sulit untuk memetiknya karena pohon kranji sangat tinggi. Tingginya bisa mencapai 35 meter.
Untuk menikmati buah kranji, biasanya orang mengais di sela-sela daun kering yang jatuh.
Pohon ini tumbuh liar di hutan. Proses perbanyakan diperkirakan dari bijinya.
Kayunya keras dan padat. Bagus sekali untuk bahan furniture. sehingga banyak orang menebang pohon kranji untuk diambil kayunya. Akibatnya pohon kranji makin lama makin langka.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Pohon Darah Naga Bertahan Hidup di Daerah Kering?
Lihat juga video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR