Di tengah perjalanan, Rani dan Gita bertemu dengan Dendi serta Radit.
“Kok, kalian berdua berhenti di rumah ini?” tanya Rani.
“Ini rumah Kakek Ibot, tapi tumben kakek tidak pasang bendera. Biasanya selalu pasang,” kata Dendi.
“Aku kemarin-kemarin pernah melihat benderanya terpasang kok,” kata Radit.
Mereka akhirnya memutuskan untuk memanggil Kakek Ibot untuk bertanya. Tidak lama kemudian, datanglah kakek tua dari dalam rumah.
“Wah, ada anak-anak. Ada yang bisa kakek bantu?” tanyanya ramah.
“Kakek, kok tidak ada bendera yang terpasang? Biasanya aku selalu lihat ada bendera,” tanya Radit.
“Oh, ya ampun! Iya ya, kakek sampai lupa. Pagi tadi saat angina kencang, tiang bendera kakek miring. Lalu kakek lepas sementara untuk dipasang lagi. Eh, kakek malah ketiduran karena tidak enak badan. Haduuu, sudah tua, jadi lupa,” kata Kakek.
“Sini Kek, kami bantu pasang lagi,” kata Dendi.
Mereka berempat akhirnya membantu Kakek untuk memasang bendera hingga tiangnya kembali tegak berdiri dan berdera berkibar lagi.
BACA JUGA:Taman Proklamasi, Tempat Bangsa Indonesia Memproklamirkan Kemerdekaannya
“Terima kasih ya, anak-anak!” kata Kakek Ibot. “Besok, semuanya ikut upacara bendera di sekolah, kan?”
“Tentu saja, Kek! Kami bersemangat sekali untuk upacara bendera besok,” kata Rani.
“Aku juga bersemangat, walaupun sempat pingsa saat upacara Senin lalu,” kata Gita sambil tertawa.
“Jangan lupa istirahat. Besok juga Kakek mau ikut upacara bendera di balai desa,” kata Kakek Ibot.
“Wah, kakek tidak apa-apa datang kalau sakit?”
“Kalau bersemangat, sakitnya pasti sembuh. Kakek selalu bersemangat untuk upacara kemerdekaan. Tidak terasa sudah berusia 73 tahun, sama seperti usia Kakek,” jawab Kakek. “Gita dan yang lainnya, juga harus semangat yah!” kata Kakek lagi.
“Siap, Kek!” jawab Gita, Rani, Dendi, dan Radit.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR